REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menyatakan mundur dari ajang perebutan supremasi bergengsi Piala Thomas & Uber 2020. "Kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial,” kata Budiharto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/9).
Budiharto menjelaskan, PBSI dalam perjalanan waktu mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan, baik di Indonesia maupun di negara lain. Hal ini menimbulkan keraguan para atlet yang kemudian disampaikan kepada tim ofisial, dan ofisial menyampaikan hal ini kepada pengurus.
"Pengurus sangat concern dengan kesehatan dan keselamatan para atlet dan ofisial sehingga bisa memahami dan mengerti apa yang menjadi kekhawatiran tim," kata dia.
Dari pertemuan jajaran pimpinan PBSI yaitu Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti kemudian diambil putusan untuk tidak ikut dalam turnamen Thomas dan Uber 2020, dengan mempertimbangkan dua alasan utama.
Pertama, rasa khawatir dari para atlet terhadap kemungkinan mereka akan terpapar Covid-19, baik dalam perjalanan, di tempat transit atau di tempat pertandingan. Kedua, tidak ada jaminan dari BWF (Badminton World Federation), seandainya ada anggota tim yang terpapar Covid-19, terkait siapa yang akan bertanggungjawab menangani dan bagaimana penanganan selanjutnya.
Dengan mundurnya tim Indonesia dari Piala Thomas & Uber 2020, otomatis Indonesia juga tidak akan berpartisipasi di ajang Denmark Open I dan Denmark Open II yang merupakan bagian dari turnamen seri Eropa. Hingga saat ini sudah ada lima negara yang secara resmi mengundurkan diri dari Piala Thomas & Uber 2020 yaitu Australia, Taiwan, Thailand, Korea dan Indonesia.