Rabu 06 Jun 2012 14:10 WIB

Indonesia Kalah dari Jepang, Djoko Santoso Menghadap Menpora

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Djoko Santoso
Foto: Antara
Djoko Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso menghadap ke Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (6/6). Djoko datang didampingi sejumlah pengurus induk cabang olahraga bulu tangkis nasional, seperti Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto, dan Chritian Hadinata.

"Saya selaku ketua umum PBSI melaporkan kepada bapak Menteri bahwa bulu tangkis Indonesia kalah dari Jepang, saya mohon maaf, " kata Djoko setelah bertemu Menpora. "Dan saya telah mengadakan evaluasi, menampung semua aspirasi, dan usulan untuk saya sampaikan kepada pak menteri. Kami akan berusaha sungguh-sungguh ke depan."

Dalam kesempatan tersebut, PBSI bersama Menpora membicarakan langkah-langkah ke depan untuk membangkitkan prestasi bulu tangkis indonesia. "Memang ada kekalahan di Thomas Cup, tetapi saya minta PBSI tetap fokus karena dalam waktu dekat kita akan menghadapi Olimpiade dan kita harus tetap berjaya di situ," kata Menpora.

Sebelumnya, pada Selasa (5/6) Menpora menerima kunjungan sejumlah mantan atlet seperti Rudi Hartono, Joko Supriyanto, Ivana Lie, Imelda Wiguna, Deny Kartono, dan Rosiana Tendean yang menyampaikan pemaparan tentang kondisi bulu tangkis nasional.

Mantan atlet bulu tangkis nasional tersebut meminta kepada Menpora untuk memberi kesempatan bagi mereka mengadakan dialog dengan PBSI untuk duduk bersama mencari langkah-langkah untuk memajukan prestasi bulu tangkis nasional.

"Perlu dicarikan waktu yang pas untuk dialog antara PBSI dengan mantan atlet. Pertama, mereka mungkin ingin memberikan masukan-masukan kepada PBSI, tetapi mereka juga harus mendengarkan apa yang sudah dilakukan oleh PBSI selama ini. PBSI pada dasarnya sangat terbuka untuk menerima masukan-masukan," kata Menpora.

Sebelumnya, pada Senin (28/5) sejumlah atlet dan mantan atlet bulu tangkis berkumpul dan sepakat menyatakan keprihatinan terhadap prestasi bulu tangkis Indonesia. Kekecewaan itu membuat mereka mengeluarkan tujuh tuntutan untuk PBSI.

Sejumlah poin penting dari tuntutan mereka antara lain PBSI harus bertanggung jawab dengan melakukan evaluasi secara serius dan menyeluruh tentang kegagalan tim Thomas-Uber di Wuhan, China.

Selain itu, PBSI diimbau untuk meninjau ulang keberadaan pelatih asing di Pelatnas serta Dewan Pengawas untuk lebih aktif menjalankan tugasnya dan mengkritisi kinerja PBSI pusat dan daerah.

Petisi tersebut diserahkan secara resmi oleh perwakilan mantan atlet bulu tangkis nasional dan diterima oleh Ketua Umum PB PBSI pada Kamis (31/5).

Djoko Santoso kemudian, pada Senin (4/6), mengeluarkan pernyataan untuk menanggapi petisi tersebut sebagai masukan berharga bagi PB PBSI untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan-perbaikan pada masa yang akan datang. Namun, dia menyayangkan cara yang ditempuh dalam menyampaikan petisi tersebut.

"Saya sarankan seyogianya, cara-caranya kalau menurut saya datang saja ke sini, kita diskusi. Tidak menggunakan cara-cara politik seperti yang terjadi dengan membuat deklarasi. Mari menggunakan cara-cara olahraga yang penuh sportivitas," kata Djoko.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement