Kamis 23 May 2013 19:01 WIB

NASA Biayai Pembuat Makanan 3-D untuk Astronaut

Salah satu contoh alat pembuat makanan 3D yang sedang dikembangkan NASA
Foto: NASA
Salah satu contoh alat pembuat makanan 3D yang sedang dikembangkan NASA

REPUBLIKA.CO.ID,TEXAS -- Sebuah perusahaan Texas sedang mengembangkan alat cetak (printer) makanan tiga dimensi (3-D) supaya para astronaut dapat membuat makanan sendiri saat sedang di luar angkasa.

Dengan dukungan dari NASA, perusahaan tersebut, Systems and Materials Research Corp dari Austin, berencana merancang, membangun, dan menguji sebuah pencetak makanan yang dapat bekerja di antariksa.

“Proyek ini ingin memperlihatkan bahwa kita dapat membuat dan mengubah nutrisi makanan dan mencetaknya di lingkungan dengan gravitasi rendah,” ujar direktur riset dan kepala ahli kimia perusahaan, David Irvin.

Pencetak-pencetak tiga dimensi itu menciptakan benda padat dengan memasukkan tetesan bahan satu lapisan demi satu lapisan.

Systems and Materials ingin menciptakan makanan sintetis yang kaya gizi, tampak menarik dan lezat dengan menggabungkan tepung protein, kanji, lemak, dan bumbu dengan air atau minyak untuk menghasilkan serangkaian resep digital.

Semua bahan dirancang supaya dapat awet dalam waktu yang lama, membuatnya sesuai untuk penyimpanan di luar angkasa. “Sistem ini akan menyediakan makanan panas dan cepat dengan nutrisi, rasa, dan bumbu yang dapat disesuaikan,” tulis perusahaan itu dalam proposalnya ke NASA.

“Manfaat terbesar dari teknologi makanan yang dicetak tiga dimensi adalah nol jumlah sampah, yang penting dalam misi antariksa jarak jauh,” tambahnya.

Pada akhirnya, perusahaan ini melihat pencetak makanan sebagai salah satu cara untuk membantu memberi makan penduduk dunia yang diperkirakan mencapai 12 miliar pada akhir abad ini. Teknologi ini juga dapat menguntungkan militer.

Kontrak penelitian dengan periode enam bulan dari perusahaan itu, yang bernilai 125.000 dolar AS, masih ditunda, ujar juru bicara NASA, Allard Beutel. “Konsep ini masih sangat awal dan mungkin bisa matang dalam sistem sebenarnya atau mungkin tidak,” ujar Beutel.

sumber : Reuters, VOA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement