REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan mengakui jika mereka bermain kurang maksimal sehingga kalah pada final BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 atas pasangan Lee Yong Dae/Yoon Yeon Seong di Istora Senayan Jakarta, Ahad (22/6).
Unggulan pertama pada kejuaraan yang didukung penuh Djarum Foundation Bhakti Untuk Negeri ini menyerah dari pasangan asal Korea Selatan (Korsel) dengan dua game langsung, 15-21, 17-21.
"Memang kami tadi kurang maksimal. Apalagi stamina saya juga kurang bagus. Ada masalah di badan saya," kata Muhammad Ahsan usai pertandingan.
Menurut dia, dalam kondisi stamina yang kurang bagus membuat pola serangan dan pertahanan selama bermain juga kurang maksimal. Kondisi tersebut langsung dimanfaatkan dengan baik oleh pasangan unggulan keenam kejuaraan dengan total hadiah 750 ribu dollar AS itu.
"Kondisi fit saja susah ngalahin dia. Apalagi dalam kondisi seperti ini? Butuh kerja keras untuk ngalahin dia," kata Ahsan menambahkan.
Hal sama dikatakan Hendra Setiawan. Menurut dia, lawan lebih bermain dominan setelah mengetahui pertahanan dirinya bersama Ahsan ada masalah. Lawan yang sebelumnya bertahan langsung meningkatkan tekanan untuk melebarkan jarak poin.
Di lain pihak, kata dia, saat akan berbalik melakukan tekanan selalu bisa dimentahkan oleh pasangan asal Korea yang juga digadrungi oleh penonton perempuan asal Indonesia itu.
"Pertahanan mereka rapat. Berbeda dengan kita, mudah ditembus," kata pemain yang sebelumnya berpasangan dengan Markis Kido itu.
Dengan kekalahan yang diterima Hendra/Ahsan, tuan rumah Indonesia tidak mendapatkan satu gelarpun. Kondisi ini juga terjadi pada 2009, 2010 dan 2011 lalu. Setelah itu 2012 Indonesia meraih satu gelar lewat Simon Santoso dan pada 2013 lewat Hendra/Ahsan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika