REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebanyak 16 petenis top dunia telah berkali-kali dilaporkan ke Asosiasi Tenis Profesional atas kecurigaan bahwa mereka sengaja mengalah dalam berbagai kompetisi dunia, termasuk Wimbledon.
Dalam dokumen-dokumen rahasia yang diperoleh BBC dan BuzzFeed News, Senin (18/1), terungkap bahwa belasan pemain itu ditengarai berlaku curang demi mengatur skor. Akan tetapi, para petenis tersebut tidak pernah mendapat sanksi dari Asosiasi Tenis Profesional (ATP).
Beberapa petenis malah masih berlaga dalam turnamen-turnamen Grand Slam. Bahkan di antara mereka, ada petenis yang menjuarai turnamen Grand Slam.
Dokumen-dokumen itu dibuat pada 2008 guna merespons sebuah pertandingan yang janggal antara petenis peringkat empat dunia, Nikolay Davydenko, dan petenis Argentina, Martin Vassallo Arguello, dalam sebuah turnamen di Sopot, Polandia, pada Agustus 2007.
Kejanggalan mulai tampak ketika taruhan di rumah judi Betfair justru tidak mengunggulkan Davydenko. Sekelompok pejudi asal Rusia bertaruh jutaan pound bahwa Arguello akan menang. Di tengah pertandingan, Davydenko tiba-tiba mengundurkan diri dari pertandingan dengan alasan cedera. Rumah judi Betfair sontak memutuskan untuk meniadakan taruhan untuk laga tersebut.
Sebuah tim penyelidik bernama Tennis Integrity Unit pun dibentuk oleh Asosiasi Petenis Profesional. Tim tersebut kemudian mewawancarai kedua pemain, pelatih mereka, tim pendukung, keluarga, dan ofisial pertandingan. Namun, ATP memutuskan untuk menutup kasus itu dan membebaskan kedua petenis dari tuduhan.
Salah satu anggota tim penyelidik, Mark Phillips, mengaku bukti-bukti yang mereka kumpulkan sejatinya sangat kuat. Bahkan, menurutnya, mereka menemukan bukti percakapan antara Arguello dengan seorang petaruh di Sisilia, Italia, sebelum pertandingan berlangsung.
Percakapan tersebut mengarah pada pertandingan antara Arguello dan Davydenko. Salah satu pesan dari sang petaruh berbunyi, ‘Saya ingin berbincang dengan kamu soal pertandingan’.
Arguello kemudian membalas, ‘Dia tidak mau melakukannya. Dia berniat untuk menang’. Sesaat sebelum pertandingan dimulai, Arguello mengirim pesan ke sang petaruh, ‘Semua beres’.
Setelah menginvestigasi pertandingan Davydenko dan Arguello, tim penyelidik lanjut meninjau sejumlah pertandingan tenis lainnya. Mereka menemukan berbagai kelompok petaruh di balik pengaturan skor.