REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Maria Sharapova kemungkinan besar tidak bisa bermain tenis lagi secara profesional setelah adanya tes positif untuk zat terlarang meldonium. Pernyataan tersebut dilontarkan presiden federasi tenis Rusia Shamil Tarpishchev, Kamis (19/5).
Kepada kantor berita R-Sport, Tarpischev mengatakan bahwa situasi Sharapova "buruk" dan ia sangat meragukan juara grand slam lima kali itu bisa bermain lagi di turnamen.
Sharapova menghadapi kemungkinan pelarangan hingga empat tahun karena ia gagal dalam tes doping di Australia Terbuka pada Januari. Media Inggris melaporkan bahwa Sharapova telah dijadwalkan menghadiri pertemuan anti-doping Federasi Tenis Internasional (ITF) di London, Rabu. Belum ada komentar selanjutnya oleh ITF.
Sharapova mengagetkan dunia pada Maret ketika dia mengatakan kembali positif untuk tes obat jantung buatan Latvia yang dimasukkan ke daftar obat-obatan yang dilarang Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sejak 1 Januari.
Petenis papan atas dunia itu mengaku telah menggunakan meldonium atas perintah dokter selama 10 tahun. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa zat itu merupakan obat terlarang sampai dengar pendapat atas gagalnya tes di tahun pertama grand slam.
Untuk sementara persidangannya ditangguhkan pada tanggal 12 Maret, dan dia pun telah kehilangan sejumlah sponsor yang menguntungkan dirinya. Dia mengatakan pada saat itu bahwa ia berharap akan diizinkan untuk bermain lagi.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengatakan pada April, setelah ratusan atlet yang diuji positif menggunakan meldonium, skorsing kemungkinan dibatalkan karena kurangnya informasi ilmiah yang jelas tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan pengaruh obat.