REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain spesialis ganda, Liliyana Natsir mengisyaratkan untuk pensiun usai keberhasilannya meraih medali emas di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Usia yang tak lagi muda, menjadi salah satu alasannya.
Pada 9 September 2016 ini, pemain yang akrab disapa Butet ini sudah menginjakkan usia 31 tahun. Ia memastikan bahwa Olimpiade Rio merupakan olimpiade terakhirnya. Karena pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, ia sudah berusia 35 tahun.
"Iya benar (Olimpiade terakhir). Karena saat usia 35 tahun, stamina saya juga pasti menurun," kata Butet saat tanya jawab denganpara wartawan di sela-sela penyerahan rumah dari Yayasan Djarum Foundation di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/9).
Namun Butet mengisyaratkan akan tetap 'turun' dalam Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia nanti. Ia mengatakan akan tetap bermain hingga Asian Games 2018, dengan satu catatan, ia harus meraih medali emas di ajang tersebut.
Dari sekian turnamen dan ajang olahraga antar negara, Butet memang belum merasakan medali emas Asian Games. Pada Asian Games 2014 di Korea Selatan, Butet bersama pasangannya, Tontowi Ahmad hanya meraih medali perak. Di final, Owi/Butet dikandaskan rival beratnya dari Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Padahal saat itu, dua pasangan wakil Indonesia lainnya berhasil meraih medali emas yaitu Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di ganda putri dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra. Tentu saja hal ini menjadi rasa penasaran bagi Butet.
"Masih ngobrol dengan pelatih ke depannya bagaimana. Pengen sih pasti ada. Kalau saya ikut (Asian Games), pasti saya pengen-nya medali emas dong. Kan Olimpiade saja sudah dapat emas," ujarnya.
Sementara itu, Owi mengatakan akan menyerahkan keputusan mengenai Butet kepada pelatihnya. "Saya serahkan ke pelatih saja. Apalagi Cik Butet kan lagi mau liburan dulu. Nanti kalau sudah selesai, baru bahas serius lagi ke depannya bagaimana," kata Owi.
Pelatih ganda campuran di PBSI, Richard Mainaky, mengatakan Butet dipastikan akan diturunkan dalam Piala Sudirman 2017 mendatang sebagai wakil ganda campuran bersama Owi. Sedangkan di Asian Games 2018, ia mengatakan Butet juga masih memiliki kesempatan untuk bermain.
"Sudirman Cup, Butet masih diproyeksikan. Asian Games juga masih bisa. Nah kalau Olimpiade 2020 memang masih tanda tanya. Meski begitu, kita akan tetap harus mempersiapkan generasi selanjutnya," kata Richard.
Saat ditanya apakah ganda campuran Indonesia sedang diambang kekosongan seiring dengan kemungkinan PBSI akan kehilangan dua pemain ganda campurannya, ia mengatakan PBSI sudah memiliki rencana jangka pendek dan panjang dalam melakukan regenerasi, khususnya di ganda campuran.
Bahkan, menurutnya ia sudah memiliki pemain putri yang bisa menggantikan sosok Butet untuk dipasangkan dengan Owi jika Butet pensiun. Siapa dia, Richard belum mau mengungkapkannya. "Sudah ada penggantinya, tapi tidak bisa disebut. Nanti dia merasa puas. Biarkan nanti PBSI bekerja," jelasnya.
Seperti diketahui, selain Butet yang akan pensiun karena usia yang tidak muda lagi, satu pemain putri spesialis ganda campuran, Debby Susanto juga akan 'gantung raket'. Pada akhir tahun ini, Debby akan melangsungkan pernikahannya.
Padahal Debby yang berpasangan dengan Praveen Jordan menjadi pasangan pelapis Owi/Butet di jajaran ganda campuran dunia. Owi/Butet saat ini berperingkat tiga dunia dan Praveen/Debby berperingkat empat dunia. Dengan kehilangan dua pemain putri ini, tentu akan menjadi kehilangan besar bagi PBSI.