REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) menjadikan turnamen tenis Piala Davis pada Februari 2018 sebagai ajang regenerasi petenis Indonesia dengan tujuan besarnya mempersiapkan pemain di Asian Games 2018.
"Makanya kita hari ini mengundang delapan pemain di seleksi nasional Piala Davis sebagai langkah kami mempersiapkan second layer tim utama seperti Christopher Rungkat," kata Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda Anwar di Lapangan Tenis Hotel Sultan Jakarta, Jumat (15/12).
Dari seleksi nasional Piala Davis tersebut, federasi merencanakan akan menjaring empat pemain. Mereka akan diseleksi lagi dengan empat pemain lainnya hasil dari seleksi nasional selanjutnya sehingga akhirnya mendapatkan empat pemain yang benar-benar terbaik untuk diturunkan dalam Piala Davis serta pelapis tim utama Asian Games 2018.
Selanjutnya, federasi juga akan membuatkan program bagi para pemain yang terjaring tersebut setelah sebelumnya mencari tahu potensi pemain tersebut apakah akan turun di nomor ganda atau tunggal.
"Jadi tujuan besar program ini untuk mendorong agar pemain-pemain muda diberikan kesempatan dan setelah Davis tentu kita akan programkan untuk menggelar turnamen bagi mereka di dalam negeri atau mengirimkan mereka berturnamen ke luar negeri untuk memberikan jam terbang yang mereka butuhkan," ujar Rildo.
Dalam seleksi nasional untuk Piala Davis ini, peserta yang ikut adalah pemain-pemain seperti David Agung Susanto (Riau), Anthony Susanto dan M Rifqi Fitriadi (Jawa Timur), Arief Rahman dan Iqbal Bilal Saputra (Kalimantan Timur), Panji Untung Setiawan (Nusa Tenggara Barat), Yoga Argisyahputra (DKI) serta M Althaf Dhaifullah (Jawa Barat).
Dalam daftar pemain seleksi nasional, tidak terlihat nama petenis andalan Indonesia Christopher Rungkat dan nama yang sedang naik daun Justin Barki. Justin lolos langsung tanpa seleksi dengan proyeksi turun di nomor ganda.
Christopher diketahui memiliki jadwal tour ATP Challenger ke Amerika Serikat, sehingga tidak akan turun di Piala Davis. "Saya bilang sama Christo ini enggak gampang cari pemain Davis setelah dia, tapi Christo punya agenda lain dan kami mendorong untuk suksesnya agenda tersebut,” kata dia.
Karena itu, Pelti memutuskan memberi kepercayaan yang muda-muda ini. “Mereka juga tahu ada beban mereka di tim Davis tapi ini juga akan memotivasi mereka memiliki daya juang seperti Christo harapannya kita dapatkan Christo-Christo baru lah," ujar dia.
Rildo tetap optimistis dengan langkah ini, kendati pada 2017 lalu yang diisi skuat senior, Indonesia harus berjuang melalui laga playoff untuk bertahan di zona II Asia/Oseania. Dia juga mengatakan langkah ini, yakni menurunkan pemain-pemain yang belum teruji di Davis, bukan sebagai perjudian dengan nasib.
"Saya bukan gambling, tapi memang kami harus berani. Memang lawan-lawan kita memiliki pemain-pemain bagus seperti Filipina yang dihuni pemain berperingkat baik, tapi jika tidak sekarang dikasih kesempatan, kapan lagi, harus ada terobosan, dan pengurusan ini fokus di situ karena kita memiliki SDM pemain muda yang baik tinggal dipoles saja," katanya.
Christopher Rungkat menyatakan sangat mendukung prgoram PP Pelti untuk mengedepankan program regenerasi. Karena, menurutnya, dalam satu dekade terakhir pemain Indonesia yang menjadi andalan hanya itu-itu saja.
"Dengan terobosan programnya yakni mempercayakan pemain-pemain baru lapis dua untuk membela Davis Cup saya sangat mendukung. sebab tahun depan dan tahun-tahun berikutnya mau tidak mau harus ada minimal tiga-empat orang sebagai andalan Indonesia," ucap Christo.