Rabu 17 Jan 2018 14:51 WIB

Ini 8 Kejuaraan yang Diprioritaskan PB PBSI pada 2018

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti.
Foto: PBSI
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memprioritaskan delapan kejuaraan pada tahun 2018. Salah satunya di pagelaran Asian Games 2018.

Sebagai tuan rumah Indonesia membidik target setinggi-tingginya. Dua emas di Incheon, Korea Selatan, empat tahun lalau diharapkan dapat kembali diraih oleh tim Merah-Putih.

"Kami paham akan tugas yang diberikan kepada tim bulu tangkis, kami punya tanggung jawang. Kami pun ingin memberikan sumbangsih medali. Empat tahun yang lalu kami dapat dua medali emas, tahun ini setidaknya sama, kalau bisa lebih banyak lagi," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susy Susanti, Rabu (17/1).

Sebelum Asian Games, di awal tahun 2018 ini PBSI membidik target di Badminton Asian Team Championship 2018 yang juga akan menjadi ajang kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2018. Target selanjutnya kejuaraan bergengsi paling tua di dunia yaitu All England BWF World Tour Super 1000. Indonesia memiliki catatan positif di All England.

Tahun lalu wakil dari Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih medali emas. Pada bulan Mei, ada kejuaraan beregu putra dan putri yang memperebutkan Piala Thomas dan Piala Uber di Bangkok, Thailand.

"Harapan kami di 2018, bukan cuma konsisten, tapi kami mau meningkatkan lagi. Pembinaan juga lebih baik, regenerasi lebih baik, salah satunya dengan menetapkan sistem SK, pemantauan dan magang," kata Susy.

Setelah itu, Kejuaraan Dunia menjadi daftar target utama. Satu gelar yang diraih Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir pada tahun lalu diharapkan dapat terulang di 2018 ini. Kejuaraan Dunia 2018 akan digelar di Nanjing, Cina.

Tiga prioritas selanjutnya datang dari kelas junior. Susy menjabarkan, PBSI akan fokus pada tiga turnamen junior yaitu Asia Junior Championships, World Junior Championships, dan Youth Olimpic.

"Saya tidak mau atlet-atlet dalam zona nyaman, tujaun akhir mereka bukan masuk pelatnas, tapi masih ada lagi tugas lain. Tetapi kalau dipantau, mereka akan lebih mawas diri dan lebih bersaing, kalau ada kesempatan kenapa tidak digunakan lebih baik," kata Susy menjelaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement