Selasa 14 Feb 2017 20:15 WIB

Bahasa Arab Basis Karangan-Karangan Keagamaan di Melayu

Rep: Marniati/Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam khazanah sastra keagamaan Melayu, intelektual Muslim Melayu-Indonesia pada kurun waktu yang lalu telah memberikan kontribusi yang besar terhadap khazanah intelektual dalam bidang bahasa, sastra, dan agama.

Karya-karya sastra Melayu lama yang banyak mengandung unsur Islam dinyatakan oleh Yock Fang sebagai sastra keagamaan atau sastra Islam. Secara garis besar, sastra keagamaan ini dapat digolongkan menjadi tiga corak. Sastra rekaan, sastra kesejarahaan dan sastra kitab.

Bahasa Arab pada abad ke-17 menjadi basis untuk karangan-karangan bersifat keagamaan di Melayu. Teks-teks bertuliskan Arab dan penjelasannya diberikan secara lisan dalam bahasa Melayu. Inilah salah satu penyebab yang memperkaya khazanah pernaskahan Arab di Indonesia. Sejak abad ke-17 terjadi kenaikan cukup besar dalam jumlah naskah yang tertulis dalam bahasa Arab. Penggerak utamanya adalah para Jawi.

Sementara itu, Novita Hemalini dalam Pengaruh Bahasa Arab Dalam Pembentukan Kosakata Pada Media Massa Indonesia menerangkan masuknya pedagang yang berasal dari Gujarat, Persia, dan Arab ikut menyebarkan budaya mereka ke Indonesia, salah satunya bahasa.

Terkait  kosakata bahasa Arab yang berubah menjadi kosakata bahasa Indonesia adalah kosakata yang memiliki kemiripan makna. Selain itu, mempunyai kemiripan dengan pengucapan. Dengan begitu, hasil yang diperoleh dari kosakata tersebut adalah kosakata bahasa Indonesia yang memiliki makna kata sama dengan kosakata bahasa Arab.

Meskipun demikian, banyak kosakata dari bahasa Arab yang mengalami pergesaran makna ketika berubah menjadi kosakata bahasa Indonesia. Meskipun secara pengucapan tidak begitu menunjukkan perubahan yang signifikan, pada kandungan makna kata memiliki arti yang menyimpang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement