REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa meningkat pesat sebesar 2.145,5 persen sepanjang 2016, ke nominal Rp 33,94 triliun. Menurut Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim, semakin baiknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut mempengaruhi hasil investasi industri asuransi jiwa terkait pasar modal.
"Kondisi ini juga sedikit banyak memberikan gambaran akan semakin membaiknya iklim investasi di Indonesia," ujar Hendrisman di Rumah AAJI, Jakarta, Kamis (16/2).
Berdasarkan data AAJI, total investasi pada akhir kuartal empat 2016 sebesar Rp 395,96 triliun, tumbuh 25,9 persen year on year dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 314,58 triliun. Adapun investasi terbesar di saham sebesar Rp 116,02 triliun, tumbuh sebesar 41,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 82,21 triliun.
Pada urutan kedua, portofolio investasi terbesar di reksa dana yang tumbuh sebesar 38,1 persen menjadi Rp 126,33 triliun. Kemudian, surat berharga negara (SBN) tumbuh sebesar 27,2 persen menjadi Rp 58,03 triliun dan sukuk korporasi tumbuh sebesar 19,2 persen menjadi Rp 30,63 triliun.
Sementara itu, total pendapatan industri asuransi jiwa sepanjang 2016 tumbuh sebesar 57,4 persen secara tahunan menjadi Rp 208,92 triliun. Total pendapatan premi merupakan penyumbang terbesar terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa yakni 80 persen.
Pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan membuat total pendapatan premi 2016 mengalami peningkatkan sebesar 29,8 persen menjadi Rp 167,04 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 128,66 triliun. Pada tahun ini, AAJI menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 10-30 persen.
"Data selama 10 tahun ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 10-30 persen. Jadi target tahun ini 2017 juga," katanya.