REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, wilayah Kelurahan Cipinang Melayu pasti terkena banjir. Sebab, normalisasi Sungai Ciliwung baru mencapai 40 persen.
Menurutnya, progres yang baru mencapai 40 persen ini sudah memiliki dampak yang bagus bagi lingkungan tersebut. "40 persen saja efeknya sudah bagus banget. Ini kan masih ada yang bolong sebenarnya. Dulu kita baru masuk 2.200-an lokasi banjir, terus tahun lalu tinggal 400-an. Bulan ini sebelum naik lagi tinggal 80 titik saja," ujar Ahok di Balai Kota, Senin (20/2).
Sebelumnya, Ahok menegaskan akan tetap akan menormalisasi Sungai Ciliwung. Ia mengimbau masyarakat untuk segera membuat sertifikat bagi yang mempunyai lahan atau rumah lama di bantaran sungai Ciliwung.
"Saya kan bilang masyarakat segera buat sertifikat atau rumah lama usahakan urus sertifikat. Dulu susah harus bayar BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan), sekarang saya gratiskan. Sudah dapat sertifikat, mau nggak mau kita bayar harga pasar supaya mereka bisa beli tempat lain," ujarnya.
Selain itu, ia mengaku tidak menemukan cara yang lain untuk mengatasi banjir selain normalisasi sungai. "Ya saya harus mohon maaf kan, situasi kaya gitu, kita sudah lihat nggak ada cara lain. Ini udah puluhan tahun dari zaman gubernur yang dulu kok," katanya.
Ahok akan mengunjungi lingkungan banjir di Kelurahan Cipinang Melayu hari ini, Senin (20/2). Kunjungan tersebut untuk meyakinkan warga agar menerima normalisasi.
"Saya mau lihat, supaya yakinkan warga di sana kaya Bukit Duri segala macam untuk menerima normalisasi. Dulu Kampung Pulo sebelum kita kerjain (banjirnya sampai) satu atap. Sekarang hanya hitungan jam, ya sedengkul. Itupun karena belum beres," ujarnya.
Sebelumnya, banjir sudah menggenangi Kelurahan Cipinang Melayu sejak Ahad (19/2). Ahok meyakini banjir karena normalisasi Sungai Ciliwung baru 40 persen.