Senin 20 Feb 2017 18:04 WIB

Pendidikan Keluarga

Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: pixabay
Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Bahagia

Dari ayahnya Hisyahm bin Urwah pernah bertanya kepada Aisyah, apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat di rumah? Ia menjawab, "Beliau memperbaiki sandalnya, manambal pakaiannya dan menjahitnya, serta mengerjakan apa yang biasa dikerjakan oleh laki-laki di rumahnya" (HR Ahmad).

Kemudian, seorang sahabat bernama Urwah menanyakan juga, apa yang dikerjakan Rasulullah SAW di rumahnya? Ia menjawab, "Beliau seperti manusia biasa, mencuci pakaiannya, dan memerah susu kambingnya" (HR Imam Ahmad). Selain itu, Rasulullah SAW merupakan tokoh teladan bagi Kita dalam menyayangi anak.

Seorang sahabat Nabi bernama Ya'la bin Murrah mengatakan, "Kami keluar bersama Nabi untuk menghadiri undangan pesta dan saat itu, Hasan dan Husein sedang bermain di jalan. Nabi segera menghampiri mereka di depan orang-orang. Sekali-kali ia membawa mereka ke sana dan ke sini sambil mengajak keduanya tertawa."

"Beliau memegang dagu Husein dengan sebelah tangannya dan sebelahnya memegang kepalanya. Kemudian, memeluk dan menciumnya. Beliau juga berkata, 'Husein berasal dari aku dan aku termasuk darinya. Allah mencintai orang yang dicintai Husein. Husein adalah cucu di antara cucu-cucuku'." (HR Ibnu Majah).

Ada beberapa hikmah dari hadis di atas. Pertama, memberikan contoh kepada orang yang berumah tangga bahwa pekerjaan rumah sebaiknya dikerjakan bersama. Saat istri sibuk mengurus anak dan tidak sempat mencuci piring. Suami menggantikan istri untuk memasak. Kalau halaman sedang kotor, suami tidak perlu menunggu istrinya yang sedang sibuk memandikan anak.

Kedua, suami istri sebaiknya memperhatikan meja makan saat di rumah. Sering makan bersama di rumah. Bersama dengan anak-anaknya. Ajarkan kepada anak-anak agar betah di rumah. Mengajarkan mereka pekerjaan rumah. Ubah persepsi bahwa kegiatan di rumah menyenangkan.

Semua pekerjaan rumah, baik mencuci, menyetrika, mengepel, maupun menyapu halaman termasuk pendidikan bagi anak-anak. Orang yang mengerjakan ini telah mendidik anak-anaknya untuk mencintai rumah. Kedua, menyadarkan kepada yang berumah tangga bahwa kegagalan mendidik anak bermula karena gagal mengatur aktivitas di rumah.

Orang tua dapat mengendalikan perilaku anak dari rumah. Mulai dari perilaku kebersihan hingga perilaku sosial. Perilaku bersih dapat dibentuk kalau orang tua senantiasa mau mengerjakan pekerjaan bersih-bersih rumah. Perilaku sosial dapat tumbuh jika makan dan minum selalu di meja makan.

Usahakan makan dan minum sebelum berangkat kerja dan anak sebelum berangkat sekolah. Kalau siang hari, semua sedang sibuk. Orang tuanya sibuk kerja dan anak sekolah. Ketiga, menghindari kekerasan rumah tangga. Kekerasan rumah tangga bermula dari hal kecil.

Terakhir, semua aktivitas di rumah bernilai ibadah. Mencium istri dan anak termasuk ibadah. Menjaga kebersihan rumah termasuk ibadah. Jadi berhasil mengerjakan aktivitas rumah jaminan kehidupan dunia dan akhirat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement