REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan survei yang dilakukan oleh FinTech EY, menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen responden berpendapat inovasi financial technology (fintech) dapat membantu mengurangi biaya dan memberikan pengalaman baru bagi konsumen. Survei tersebut dilakukan di bank konvensional dan bank syariah di wilayah negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC).
Mena Financial Services Leader EY Gordon Bennie mengatakan, laju inovasi FinTech di GCC telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Namun masih membutuhkan waktu dan kerja keras agar dapat diadaptasi di sektor perbankan.
"Berbagai inovasi FinTech sedang diadopsi oleh sektor perbankan, bahkan kami melihat bank berkolaborasi untuk membangun bersama FinTech sebagai solusi di masa depan," ujar Gordon dilansir Zawya, Selasa (21/2).
Gordon menambahkan, dari hasil survei menunjukkan bahwa 57 persen peserta setuju dengan transformasi digital melalui FinTech. Hal ini dinilai sebagai inisiatif strategis yang perlu dilakukan oleh perbankan meskipun penetrasinya masih lambat. Di sisi lain, sebanyak 79 persen peserta survei tidak meyakini bahwa FinTech justru dapat menyebabkan gangguan atau kendala bagi sektor perbankan di GCC dalam satu sampai dua tahun.
Sementara itu, Partner Global Banking Islamic Center Ashar Nazim mengatakan, dorongan untuk menggabungkan FinTech di sektor perbankan memang sangat menjanjikan. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan FinTech tersebut.