REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) naik 8 persen menjadi Rp 63,2 triliun pada akhir Desember 2016. Sebelumnya pada akhir Desember 2015 sebesar Rp 58,6 triliun.
Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tak lebih dari satu persen yakni 0,79 persen. Pertumbuhan kredit ditopang oleh beberapa faktor di antaranya, penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) yang mencapai Rp 9,3 triliun, atau tumbuh 35 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 6,9 triliun.
Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36 persen (yoy) dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 5 triliun pada akhir Desember 2016. “Pencapaian ini tidak lepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari,” ujar Direktur Utama BTPN Jerry Ng, melalui siaran pers, Selasa, (21/2).
Ia menambahkan, melalui Program Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN pun membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh. Sepanjang Januari sampai Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah.
“Kami juga tengah mengembangkan Program Daya Digital agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas dan semakin efektif. Kami meyakini, inovasi digital dapat menopang visi kami untuk menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia,” jelas Jerry.
Kini BTPN juga telah memiliki dua platform digital banking yang unik untuk dua segmen berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.
BTPN Wow! menawarkan kemudahan akses layanan perbankan melalui hape GSM dan didukung jasa agen untuk meningkatkan jangkauan ke masyarakat di pelosok. Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Desember 2016, BTPN Wow! sudah memiliki 2,9 juta nasabah dan lebih dari 171.000 agen.
“Melalui inovasi BTPN Wow!, kami menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Change the World. Daftar tersebut berisi 50 perusahaan di seluruh dunia yang dinilai telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, namun tetap mampu meraih keuntungan,” tutur Jerry.
Sedangkan Jenius, merupakan inovasi digital banking untuk segmen consuming-class yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah rekening tabungan elektronik yang dilengkapi dengan kartu debit Visa untuk transaksi retail di seluruh dunia dan tersambung dengan jaringan perbankan nasional.
Berdasarkan catatan BTPN, total pendanaan (funding) meningkat 12 persen (yoy) dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66,2 triliun atau naik 10 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 60,3 triliun. Selanjutnya komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp7 triliun.
Seiring dengan berbagai pencapaian kinerja tersebut, aset BTPN pun tercatat naik 13 persen dari Rp 81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 91,4 triliun pada akhir Desember 2016. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) juga terjaga di 25 persen.
Sedangkan laba bersih setelah pajak meningkat 3 persen (yoy) menjadi Rp 1,75 triliun. “Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp 600 miliar, sejatinya laba di atas Rp2 triliun. Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017,” tutup Jerry.