REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keadilan dan hak yang sama dalam mendapatkan pengobatan merupakan etika dan norma yang harus dipenuhi oleh dokter dalam mengobati pasiennya. Dalam sejumlah manuskrip kedokteran, diungkapkan, jika seorang dokter hanya menginginkan uang dan harta kekayaan, itu akan membuatnya tak bisa berbuat adil.
Akibatnya, para pasien tak hanya akan dirugikan, tetapi juga kepercayaan mereka terhadap dokter akan sirna. Serafeddin Sabuncuoglu, seorang dokter bedah pada abad ke-15, menyarankan seorang dokter agar tak melakukan pengobatan yang sulit dengan tujuan hanya untuk mereguk uang.
Nidai juga memiliki kalimat bijak yang ia ucapkan. Menurut dia, seorang dokter jangan terlalu mencintai uang, merasa cukuplah dengan apa yang telah ada. Jangan pula mencintai segala hal yang bersifat sementara. Ia mengingatkan para dokter agar hati-hati dalam menjalani takdir.
Sedangkan, Abbas Vesim mengatakan, seorang dokter harus mendapatkan haknya, yaitu imbalan atas pengobatan yang dilakukannya dan biaya obat yang digunakan dalam pengobatan tersebut. Namun, ia mengingatkan bahwa seorang dokter mestinya tak hanya berhasrat mendapatkan uang sebanyak mungkin dari keahliannya itu.
Menurut Vesim, tujuan seorang dokter adalah mengobati, bukan mencari banyak uang. Dokter yang hanya berambisi mendapatkan uang berlimpah dan tak berkemauan untuk menyembuhkan pasien tidak akan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dalam pengobatan.