REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya telah mengambil jalur penerbangan memutar yang lebih panjang sampai dua jam. Ia melakukan perjalanan dari Singapura untuk kunjungan resmi ke Australia. Ia sengaja menghindari masuk wilayah udara Indonesia.
Perjalanan dari Singapura ke Sydney biasanya memakan waktu delapan setengah jam. Namun, penerbangan El Al yang membawa Netanyahu mengambil perjalanan lebih dari 11 jam. Pelacakan situs pesawat menunjukkan jalan pesawat itu mengambil jalan memutar tajam agar tidak terbang di atas Indonesia.
Ketika ditanya oleh Guardian, seorang wakil untuk Netanyahu menegaskan itu adalah jalur penerbangan yang ditetapkan maskapai. Akan tetapi ia tidak menjelaskan secara rinci mengapa pesawat itu mengambil rute yang tidak biasa.
Maskapai nasional Israel El Al tidak menggunakan jalur wilayah udara di beberapa negara mayoritas Muslim. Meskipun Indonesia tidak dianggap dalam daftar yang dilarang.
Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Negara terpadat Asia itu adalah pendukung kuat merdekanya negara Palestina. Indonesia adalah salah satu dari empat negara pendukung resolusi PBB yang mengutuk pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem.
Ada beberapa kerja sama wisata dan perdagangan antara kedua negara. Dalam beberapa tahun terakhir juga telah dilakukan upaya untuk menormalkan hubungan. Pada Maret 2016, Netanyahu mengatakan kepada wartawan Indonesia bahwa masing-masing negara bersekutu melawan terorisme, dan menyerukan pembentukan hubungan diplomatik formal. Meski demikian, Sekretaris kabinet Pramono Anung mengatakan pada saat itu bahwa Palestina harus diberikan kemerdekaan sebelum langkah-langkah tersebut dapat diambil.
Netanyahu tiba di Sydney untuk kunjungan empat hari ke Australia pada Rabu (22/2). Ini menandai pertama kalinya perdana menteri Israel mengunjungi negara itu.