REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyebut Simpang Susun Semanggi akan mengurangi kemacetan di area tersebut hingga 30 hingga 40 persen dari sebelumnya. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau proyek simpang susun Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (23/2).
"Kira-kira mengurangi 30 hingga 40 persen kemacetan dan juga tidak mengubah karakter kesejarahan dari Jembatan Semanggi yang sudah melegenda," katanya.
Presiden mengatakan Simpang Susun Semanggi sepanjang 1,8 km tersebut juga diharapkan rampung pertengahan tahun ini. Persimpangan tersebut diharapkannya pula akan menjadi solusi bagi masalah kemacetan di daerah Semanggi yang sudah bertahun-tahun dirasakan masyarakat Jakarta dan sekitarnya. "Dan ini dikerjakan oleh BUMN kita sendiri, Wijaya Karya," katanya.
Presiden secara khusus mengapresiasi BUMN tersebut yang dinilainya memiliki teknologi yang baik sehingga proses pembangunan proyek bisa berjalan sangat cepat. Bahkan pembiayaannya pun, kata Presiden, sangat efisien dan murah.
"Saya dengar dari Menteri PU dan Gubernur DKI habisnya Rp 360 miliar, saya acungi jempol pada cara-cara kerja cepat Wijaya Karya dalam menyelesaikan Simpang Susun Semanggi ini," katanya.
Presiden memberikan target bagi proyek tersebut rampung pada Juli atau paling lambat diresmikan pada 17 Agustus 2017. "Pertengahan tahun saya beri target Juli, lambat-lambat sedikit diresmikan 17 Agustus ya tidak apa-apa," kata Presiden yang menggelar jumpa pers tepat di proyek Simpang Susun Semanggi.