REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) pernah menancapkan kekuasannya di wilayah Afrika Utara, termasuk Sudan. Pemerintahan Ottoman masuk dan menguasai wilayah Sudan setelah penaklukan yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasha.
Dinasti ini berkuasa di Sudan pada 1821-1885 M usai berhasil menggulingkan Kerajaan Sinar yang berkuasa lebih dari tiga abad di wilayah Benua Hitam tersebut. Jejak eksistensi Utsmaniyah di Bumi Sudan masih bisa ditelusuri hingga saat ini, antara lain, sebagai berikut:
Old Dangola
Kawasan Dangola kuno ini terletak di tepi timur Sungai Nil, sekira 10 km dari Dangola utama. Konon, kawasan ini merupakan ibu kota Kerajaan Krisetn Maqara dan jatuh di tangan Islam pada 1317 M. Di tempat ini masih terdapat sisa-sisa peninggalan Islam, termasuk kubah-kubah kecil makam tentara Ottoman. Di tempat ini pula ada sisa Masjid Dangola Kuno yang terkenal itu.
Qubab al-Atrak
Tempat ini berada di tengah-tengah Kota Khourtum. Situs ini merupakan makam para pemimpin Turki yang berkuasa di Sudan. Salah satunya adalah Ahmad Pasha Abu Wudan, gubernur pertama Ottoman di Sudan. Ia wafat pada 25 Oktober 1884. Di kawasan ini juga banyak terdapat makam orang Mesir dan penduduk lokal. Corak bangunan berupa kubah adalah khas Ottoman yang belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat Sudan.
Sawakin
Kota yang terletak di timur laut Sudan ini merupakan salah satu kota tua yang menjadi lalu lintas utama di kawasan. Berbagai peradaban menempatkan kota ini sebagai tempat singgah yang utama, tak terkecuali bangsa Yunani. Kota ini masuk ke wilayah Hijaz Ottoman pada masa Sultan Salim I.
Di bawah Ottoman, kota ini pernah terbengkalai dan terpuruk akibat kebijakan mereka untuk mengadang dominasi dagang Eropa yang memakai kota ini sebagai jalur satu-satunya. Tempat ini juga pernah dijadikan sebagai pangkalan militer saat Ottoman berekspansi ke Yaman.