Senin 06 Mar 2017 09:28 WIB

Industrialisasi Jadi Lokomotif Pembangunan Jawa Timur

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Gubernur Jatim Soekarwo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Jatim Soekarwo.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Industrialisasi disebut sudah menjadi lokomotif pembangunan Jawa Timur. Kondisi itu ditandai dari sektor industri yang memberi kontribusi terbesar dalam PDRB Jawa Timur 2016.

Berdasarkan data Pemprov Jatim, PDRB Jatim 2016 mencapai Rp 1.855,04 triliun. Posisi ini membuat Jatim menyumbang 14,95 persen terhadap PDB Nasional yang mencapai Rp 12.406,8 triliun. Dari total PDRB Jatim, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar yakni sebanyak 28,92 persen. Hal itu dilanjutkan dengan perdagangan mencapai 18 persen dan pertanian sebanyak 13,31 persen.

"Itu menandakan bahwa industrialisasi saat ini sudah menjadi lokomotif pembangunan Jatim," kata Soekarwo saat berbicara dalam Forum Sinergitas 'RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019' di Jakarta akhir pekan lalu.

Menurut Pakdhe Karwo, sapaan akrab Soekarwo, Pemprov Jatim menerapkan empat strategi untuk mendongkrak daya saing daerah. Empat strategi itu meliputi stabilitas makro ekonomi, pemerintahan dan tata letak kelembagaan, keuangan, bisnis dan kondisi tenaga kerja, serta kualitas hidup dan pengembangan infrastruktur.

Tentang strategi makro ekonomi misalnya, Pakdhe Karwo menjelaskan peran penting Jatim terhadap perekonomian wilayah lain di Indonesia. "Secara geografi politik, dan geografi ekonomi, posisi Jatim sebagai center of gravity di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, posisi inilah yang membuat Jatim unggul dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,55 persen, di atas nasional yang hanya 5,02 persen. Strategi lain yang juga diterapkan untuk memperkuat makro ekonomi adalah dengan membentuk “Atase Perdagangan Dalam Negeri” yang berupa Kantor Perwakilan Dagang (KPD).

Saat ini sudah beroperasi 26 KPD Jatim di berbagai provinsi. KPD berperan besar dalam meningkatkan kinerja perdagangan Jatim yang pada tahun 2016 mencapai Rp 100,56 triliun.

“Perdagangan dalam negeri kita bagus 20 persen lebih. Perdagangan Jatim dengan ASEAN surplus 890.471 ribu dolar AS. Pertama kali surplus dengan Singapura,” kata Pakdhe Karwo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement
Advertisement