Ahad 19 Mar 2017 20:04 WIB

Pengadaan Beras Bulog Cianjur Naik Jadi 64 Ribu Ton

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Maman Sudiaman
Beras BULOG
Foto: Republika/Prayogi
Beras BULOG

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Target pengadaan beras Bulog Subdivre Cianjur mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2017 ini target serapan beras di wilayah tersebut mencapai 64.500 ton.

Menurut Kepala Perum Bulog Subdivre Cianjur Rizaldi pada 2015 lalu, target pengadaan beras hanya 55 ribu ton. Dari target tersebut, kata Rizaldi, Bulog bisa melampauinya yakni pengadaan beras sebanyak 61 ribu ton. Pada tahun ini Bulog Cianjur menargetkan pengadaan beras hingga 64.500 ton. Pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai dengan adanya percepatan penyaluran maupun penyerapan beras.

Caranya dengan melakukan koordinasi dengan mitra di lapangan supaya beras bisa masuk ke gudang. Rizaldi menerangkan, pada 2017 Bulog berkomitmen untuk mengandalkan penyerapan beras dari produk lokal. Pengadaan beras di Subdivre Cianjur mengandalkan pada tiga wilayah seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Bogor.

"Di wilayah Bogor seperti Jonggol dan Cariuk ternyata lahannya luas dan hasil gabah cukup baik,’’ ujar dia Ahad (19/3).

Upaya pengadaan beras, kata Rizaldi bekerja sama dengan melibatkan unsur TNI di lapangan. Namun, khusus di Subdivre Cianjur tidak ada pengadaan gabah seperti di wilayah Karawang maupun Cirebon. Penyebabnya karena terbatasnya kapasitas gudang yang ada di Sibdivre Cianjur yakni 13.500 ton.

Saat ini hanya ada empat gudang yakni Bojongherang Cianjur, Darmaga Bogor, Pasir Halang Sukaraja Sukabumi, dan  Jampang Kulon Sukabumi. "Jika ditambah pengadaan gabah maka akan kesulitan," ungkap Rizaldi.

Jika dilakukan pengadaan gabah, maka harus tersimpan dan digiling lebih dahulu oleh Bulog. Pada tahun ini harga beras yang ditawarkan Bulog tidak hanya satu harga seperti tahun sebelumnya. Pada 2-16 lalu harga pembelian pemerintah (HPP) beras hanya Rp 7.300 per kilogram. Sementara pada 2017 ini ada tiga pilihan harga yang didasarkan pada kualitas beras. Harga tersebut yakni broken atau rusak 15 persen dibeli Rp 7.500 per kilogram, broken 20 persen dibeli Rp 7.300 per kilogram, dan broken 25 persen dibeli Rp 7.150 per kilogram.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri mengatakan, pemkab berharap Bulog lebih memprioritaskan pengadaan beras dari produk lokal Sukabumi. Pasalnya, produksi beras Sukabumi cukup berkualitas dan produksinya mengalami surplus.‘’ Produksi beras di sepanjang 2016 lalu mencapai sekitar 600 ribu ton,’’ kata Iyos.

Sementara jumlah kebutuhan beras termasuk rastra di Sukabumi hanya mencapai 250 ribu ton per tahun sehingga ada selisih yang merupakan surplus produksi beras mencapai 350 ribu ton. Ratusan ribu ton beras ini diharapkan bisa terserap oleh pengadaan beras Bulog Subdivre Cianjur.

Iyos mengatakan jangan sampai Bulog melakukan pengadaan beras ke luar wilayah Sukabumi karena belum tentu kualitas beras dari luar Sukabumi tersebut lebih baik. Terlebih, pasokan beras dari petani Sukabumi lebih segar dan dinilai cukup baik kualitasnya di tengah masyarakat. Upaya penyerapan beras ini dapat melibatkan petani, gapoktan, poktan, dan asosiasi produsen penghasil beras untuk memenuhi kebutuhan rastra.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement