REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari setengah rumah sakit umum yang ada di Raqqa, Suriah, telah ditutup secara nasional. Dengan konflik yang masih berkecamuk, sebagian warga Raqqa berpotensi tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dilaporkan laman Al Araby pada Kamis (23/3), serangan udara yang dilakukan pasukan koalisi ke kota al-Tabqa, tepatnya di sisi barat,Raqqa pada Rabu (22/3), menewaskan setidaknya 60 warga. Dan keseluruhan korban tidak ada yang bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Rumah sakit terakhir di Raqqa hanya mengobati milisi ISIS," kata koordinator kelompok media aktivis, Sarmad al-Jilane.
Dengan kondisi demikian, menurut Sarmad, warga Raqqa tidak mungkin bisa mendapatkan pelyanan kesehatan dan medis di rumah sakit. "Tidak mungkin bagi penduduk setempat untuk mendapatkan rumah sakit," ujarnya.
WHO juga sempat memberikan pernyataan terkait hal ini. Secara nasional, menurut WHO, keadaan dan sistem perawatan kesehatan di Suriah telah gagal.
"Pada Februari 2017, 56 persen rumah sakit umum dan 53 persen pusat kesehatan masyarakat telah ditutup atau berfungsi sebagian. Sementara 37 persen dari rumah sakit umum tidak dapat diakses karena faktor ketidakamanan," kata WHO dalam laporannya.