REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Oknum suporter sepak bola melakukan pelemparan ke kereta api tujuan akhir Purwokerto, Kamis malam (23/2). Menurut Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung, Joni Martinus, pelemparan tersebut dilakukan di antara Stasiun Kiaracondong dan Stasiun Gedebage.
Joni pun menyesalkan adanya insiden pelemparan kereta api oleh oknum suporter bola tersebut. Karena, berakibat rusaknya sarana milik negara dan sekaligus membahayakan keselamatan penumpang kereta.
“Ini kan berbahaya, jika memang benar ada suporter bola di dalam kereta, kenapa tidak berpikir juga bahwa di sana pun terdapat penumpang umum," ujar Joni kepada wartawan, Jumat (24/3).
Joni menilai, seharusnya suporter bola di Indonesia lebih dewasa. Karena, tindakan seperti ini sangat tidak dibenarkan dan justru kontraproduktif dengan semangat sportifitas olah raga. PT KAI hingga saat ini masih menghitung kerugian yang diakibatkan ulah oknum suporter bola Bandung yang akan menghadang suporter bola Jakarta.
“Ada banyak kaca kereta pecah, siapa yang mau tanggung jawab jika seperti ini,” kata Joni.
Menurutnya, sampai saat ini ada sekitar 20 kaca pecah akibat dilempar batu. Kaca-kaca pecah ini terdapat pada KAI Serayu yang diduga mengangkut suporter bola dari arah Jakarta. KAI Serayu pemberangkatannya dari Pasar Senen dengan tujuan akhir Kroya. Kereta itu, diberhentikan normal untuk turun naik penumpang di Stasiun Kiaracondong.
"Akibat insiden, terdapat tiga orang korban luka dan segera ditangani oleh pihak PT KAI di Stasiun Cipeundeuy dan Stasiun Tasikmalaya," katanya.
Berkaitan dengan insiden ini, menurut Joni, atas nama PT KAI, ia memohon maaf kepada masyarakat pengguna jasa KAI Serayu yang kenyamanannya pasti terganggu akibat ulah oknum suporter bola. Ke depan, PT KAI bisa jadi akan melarang suporter bola untuk menggunakan kereta api. Hal ini sangat penting karena bagaimana pun, tindakan anarkis suporter ini sangat merugikan PT KAI secara moril maupun materil.