REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengumpulkan 30 camat di wilayahnya untuk diberikan arahan mengenai revolusi mental. Revolusi mental ini dimaksudkan agar camat dapat melayani warganya dengan baik.
“Pemimpin itu pelayan umat. Camat itu pemimpin, jadi harus melayani tanpa menzalimi,” ujar Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial, Rabu (29/3).
Oded mengatakan, hingga kini kemungkinan masih ada permintaan uang administrasi dalam pelayanan masyarakat di kecamatan. Ia tidak ingin lagi ada praktik semacam itu karena termasuk menzalimi masyarakat. Untuk itu, ia mengingatkan agar para camat pun tidak menarik pungutan liar (pungli). Ia meminta tim Sapu Bersih (Saber) Pungli menindak oknum di kecamatan yang masih melakukan pungli. “Ke depan camat tak ada lagi yang melakukan pungli. Saber Pungli harus turun kalau ada yang seperti itu,” kata dia.
Menurut Oded, camat harus memiliki mental yang kuat agar terus bisa menghadirkan kebaikan. Pemkot Bandung, kata dia, akan berupaya agar semua camat bisa beraklak karimah. “Pemimpin harus memberikan keteladanan. Ahlakul karimah harus dihadirkan dalam organisasi apa pun,” ujar Oded.