REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi 313 yang akan digelar pada Jumat (31/3) adalah aksi terbuka, transaparan, dan tidak ada kaitannya dengan pilkada DKI. Aksi 313 akan menuntut Presiden Republik Indonesia untuk memebri penjelasan terkait terdakwa penista Agama Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok masih berkeliaran.
“Umat Islam mengingatkan presiden untuk bertindak, karena terdakwa penista agama Ahok masih bebas berkeliaran. Padahal, terdakwa kasus serupa seperti Atut di Banten segera ditangkap,” kata Sekertaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad al-Khaththah pada konferensi press di Aula Masjid Baiturrahman, Jl Dr Sudarsono No 100, Jakarta Selatan, Kamis (30/3).
Aksi 313 menjadi aksi lanjutan dari aksi-aksi bela Islam 1410, 411, 212, 112, dan 212 jilid II. Al- Khaththath memastikan, aksi 313 murni untuk meminta presiden mengambil tindakan, tidak ada kaitannya dengan politik atau pilkada DKI.
“Nanti kalau untuk Pilkada kita aksi lagi,” ujar al- Khaththath. Ia mengutarakan, agenda aksi 313 itu akan diawali dengan shalat Jumat bersama di Masjid Istiqlal, kemudian bergerak ke Istana melewati rute Jl. Merdeka Timur, lalu Jl Merdeka Selatan, kemudian Jl Merdeka Barat dan berakhir di depan Istana.
Dia berharap, istana akan bisa membuka pintu untuk berdialog bersama perwakilan aksi 313 esok hari. “Ya, semoga pihak istana terbuka. Kita lihat besok, berdoa saja,” ujar al-Khaththath.
Al-Khaththath mengatakan, selaku penanggung jawab aksi 313, dirinya mengundang seluruh umat Islam di seluruh Indonesia untuk bisa turut memperjuangkan tegaknya keadilan di Indonesia. “Kita bersama-sama bela agama, bela ulama, bela Alquran,” tegas Khaththath.