REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut akses jalan menuju lokasi longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sulit dijangkau.
"Salah satu kendala, akses menuju lokasi kecil, hanya bisa dilalui satu kendaraan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta, Ahad (2/4).
Sutopo menjelaskan, akses jalan yang kecil memaksa kendaraan harus bergantian untuk lewat. Selain itu di beberapa titik, terdapat jurang sehingga kendaraan harus bergantian dengan kendaraan lain yang menuju lokasi longsor.
Ia melanjutkan salah satu kendala evakuasi yakni cuaca mendung dan hujan. Ia berujar, prosedur evakuasi tetap harus mementingkan keselamatan tim SAR dan relawan. Sehingga, sangat bahaya apabila petugas tetap melakukan pencarian dalam kondisi hujan. Sebab, tebing longsor masih berpotensi mengalami longsor lagi.
"Potensi longsor susulan tinggi saat hujan. Selain itu materian longsoran tebal dan luar," ujarnya.
Kendala lain proses evakuasi adalah putusnya jaringan komunikasi di lokasi longsor. komunikasi hanya dilakukan melalui radio satelit. Selain itu, Sutopo melanjutkan, kebutuhan mendesak untuk membantu proses evakuasi, yakni penambahan alat-alat berat, peralatan evakuasi perorangan (cangkul, sekop, sepatu karet, jas hujan), serta permakanan dan air bersih.
Ia memerinci, saat ini ada sejumlah peralatan di lokasi, seperti, tujuh eskavator, 35 ambulan, tujuh truk tangki, satu truk evalog, dua mobil dapur umum, 10 tenda , tiga genset, tiga dapur umum, satu alat komunikasi dan 30 kantong jenazah.
Saat ini, ada 1.655 personil tim sar gabungan berada di lokasi longsor. Pun BPBD Jawa Tengah dan Jawa Timur membantu evakuasi.
"Pencarian belrlangsung tujuh hari, dari tanggal 1 hingga 7 April. Kalau korban belum ditemukan, bisa diperpanjang," jelasnya.