Kamis 06 Apr 2017 18:30 WIB

Adab Berkendara

Rep: Heri Ruslan/ Red: Agung Sasongko
Berkendara di jalan basah. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Berkendara di jalan basah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan di era modern menuntut kecepatan. Tak heran, jika setiap orang membutuhkan sarana transportasi untuk mengantarnya ke berbagai tempat yang akan dituju. Akibatnya, kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan pun terus melonjak dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2008 jumlah mobil penumpang di Tanah Air mencapai  9.859.926 unit. Selain itu, jumlah bis mencapai 2.583.170 unit, truk mencapai 5.146.674 unit, dan sepeda motor mencapai 47.683.681 unit. Sehingga, total jumlah kendaraan bermotor mencapai 65.273.451 unit.

Di setiap negara, para pengendara kendaraan bermotor diwajibkan mematuhi aturan lalu lintas yang telah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku. Khusus bagi umat Muslim, ajaran Islam juga ternyata mengatur tata cara atau adab berkendaraan yang tentunya berlaku secara universal.

Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah, memaparkan adab-adab berkendaraan yang perlu dipatuhi oleh seorang Muslim.  Pertama, niat yang baik. Seorang Muslim ketika naik kendaraan atau menggunakan alat transportasi harus meniatkan diri untuk mencapai tujuan yang benar.

‘’Di antaranya untuk menyambung tali silaturahim, mencari nafkah, ziarah karena Allah. Selain itu, juga berniat akan berlaku baik terhadap kendaraan yang dinaiaki sesuai dengan syariat Allah SWT,’’ tutur Syek as-Sayyid Nada.

Kedua, mengakui nikmat Allah Ta’ala. Menurut ulama terkemuka itu, ketika sedang mengendarai kendaraan ataupun setelahnya hendaknya seorang hamba mengakui limpahan nikmat yang diberikan kepadanya. Sebab, berkat kendaraan yang dianugerahkan Allah SWT itu, seseorang bisa menghemat waktu dan tenaga untuk sampai ditujuan.

Ketiga, memilih kendaraan yang cocok untuk perjalanan. Ajaran Islam sangat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan. Karena itu, menurut Syekh as-Sayyid Nada,  seorang Muslim hendaknya memilih kendaraan yang paling bermanfaat dan cocok untuk mencapai tujuan. 

Keempat, mempersiapkan alat transportasi. Setiap Muslim yang hendak bepergian hendaknya mempersiapkan alat transportasi yang akan digunakannya, jika kendaraan tersebut milik pribadi. Syekh as-Sayyid Nada menganjurkan agar sebelum digunakan, kendaraan diperiksa mesinnya, bahan bakarnya, onderdil-onderdilnya. ‘’Jika kendaraan itu berupa hewan tunggangan, hendaknya diperiksa kesehatan dan kekuatannya,’’ tuturnya.

Kelima, doa berkendaraan.  Saat akan menaiki kendaraan, seorang Muslim tak boleh lupa berdoa. ‘’Hendaknya seseorang berdoa dengan zikir yang sahih dari Nabi SAW ketika menaiki kendaraan,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. 

Berikut doa ketika akan naik kendaraan: ‘’Segala puji bagi Allah, Maha Suci Zat yang telah menundukkan bagi kami kendaraan inipadahal sebelumnya kami tak dapat menguasainya. Sesungguhnya kepada Rabb-lah kami akan kembali….’’

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement