Jumat 07 Apr 2017 18:04 WIB

Pelatihan Personal Development Bagi Dosen STMIK Nusa Mandiri Jakarta

Dosen muda STMIK Nusa Mandiri Jakarta mengikuti pelatihan personal development.
Foto: Dok BSI
Dosen muda STMIK Nusa Mandiri Jakarta mengikuti pelatihan personal development.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- STMIK Nusa Mandiri Jakarta terus memberikan dukungannya terhadap pengembangan potensi yang dimiliki oleh para dosennya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan pelatihan personal development yang  dilaksanakan pada Rabu (5/4/2017).

Pelatihan yang diselanggarakan di ruang pertemuan STMIK Nusa Mandiri Jakarta kampus Kramat yang berlokasi di Jalan  Kramat Raya nomor 18, Jakarta Pusat ini diikuti oleh 255 dosen dan tenaga pengajar STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

Pelatihan personal development ini bertujuan untuk membantu dosen dan tenaga pengajar STMIK Nusa Mandiri Jakarta untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Sehingga, mereka  dapat mengembangkan karirnya sebagai seorang dosen.

Pelatihan yang mengusung tema ‘Pengembangan Diri, Berpikir Positif, Percaya Diri dan Pelayanan Seorang Dosen Profesional’ ini menampilkan Sriyadi dan I Ketut Martana sebagai trainer dan pembicara utama.

Menurut Sriyadi, kunci utama dalam mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seorang dosen, yakni harus memiliki pola pikir positif dan perilaku positif. “Selain itu, juga memiliki rasa percaya diri, konsisten dalam berupaya untuk mengembang potensi diri, serta melakukan evaluasi untuk perbaikan diri menjadi lebih baik,” tutur Sriyadi.

Sedangkan menurut I Ketut, di era globalisasi ini, seorang dosen harus berani melakukan perubahan dan mengembangkan potensi diri jika tidak ingin tergantikan dengan dosen-dosen asing dari negara lain.

“Di era globalisasi ini, dosen STMIK Nusa Mandiri harus siap menghadapi perubahan. Caranya adalah harus fokus pada peluang dan kekuatan, memiliki keyakinan bahwa segala sesuatunya selalu ada waktunya dan kesempatan, mengembangkan sikap aktif dan positif, serta belajar dari pengalaman,” pungkasnya.

Lebih lanjut, I Ketut Martana mengatakan, seorang dosen juga harus memiliki rasa disiplin yang tinggi, keterbukaan, saling menghargai dan kerja sama yang baik di antara rekan kerja, mahasiswa hingga pimpinan perguruan tinggi.

Menurut jadwal, pelatihan personal development ini akan dilaksanakan menjadi enam sesi, yang berlangsung dari tanggal 5 April hingga 7 Juni 2017. Kegiatan tersebut berlokasi di ruang pertemuan STMIK Nusa Mandiri Jakarta kampus Kramat 18.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement