REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adara Relief International, lembaga kemanusiaan asal Indonesia, mengajak seluruh elemen dan masyarakat internasional menentang tindakan militer Suriah di bawah rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal ini berkaitan dengan peristiwa penyerangan senjata kimia di Idlib, Suriah pada Selasa (4/4) lalu.
Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani mengatakan lembaganya mengecam dan mengutuk keras serngan gas beracun yang dilakukan Suriah dan pasukan koalisi. "Hal tersebut merupakan bentuk kebrutalan di luar akal sehat yang terjadi di dunia modern, yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tuturnya melalui keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (7/4).
Oleh karena, ia mengajak seluruh masyarakat dunia internasional menyatakan penentangan terhadap rezim Assad agar kejahatan yang mereka lakukan dapat diadili di pengadilan HAM Internasional. "Kami juga menyerukan kepada seluruh pemimpin negara Timur Tengah agar bersatu guna menyelesaikan konflik di Suriah dan menghentikan kebiadaban tiada henti yang dilakukan oleh rezim Assad beserta para sekutunya," kata Nurjanah.
Selain itu, ia juga mengajak segenap rakyat Indonesia agar turut mengecam penyerangan di Idlib pada Selasa lalu. Sebab serangan tersebut, menurutnya, telah melanggar hukum internasional. "Sekaligua menggugah kepedulian segenap rakyat Indonesia terhadap kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Suriah dengan melakukan sosialisasi, penggalangan dana dan doa tulus bagi rakyat Suriah," tuturnya.
Serangan ganas di Idlib, Suriah, pada Selasa lalu dilaporkan menewaskan sekitar 100 warga Suriah. 30 di antaranya adalah anak-anak. Kendati demikian belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut, baik dari pasukan pemerintah maupun oposisi.