Sabtu 08 Apr 2017 04:57 WIB

PLN Kebut Proyek PLTA Jatigede

Rep: rakhmat hadi sucipto/ Red: Budi Raharjo
Kegiatan pembangunan di PLTA Jatigede, Sumedang Jawa Barat
Foto: dok rakhmat hadi sucipto/republika
Kegiatan pembangunan di PLTA Jatigede, Sumedang Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID,JATIGEDE -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengebut proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede agar bisa beroperasi pada 2019 mendatang. Menurut Direktur Regional Bisnis Jawa Bagian Tengah PT PLN, Nasri Sebayang, Kamis (6/4), kapasitas listrik yang bisa dipasok dari pembangkit ini mencapai dua kali 55 megawatt (MW).

Proyek PLTA Jatigede, menurut Nasri, sudah terbengkalai selama puluhan tahun. Proyek ini seharusnya dibangun pada 1960-an. Akan tetapi, hingga pergantian pemerintahan dari Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), proyek tersebut tak juga dimulai. Baru pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo proyek besar ini akhirnya dikerjakan secara nyata.

Melihat perkembangan terakhir, Nasri optimistis PLTA Jatigede bisa beroperasi pada 2019 mendatang. Apalagi, proyek ini juga melibatkan ahli dari luar negeri, termasuk 127 orang dari Cina. Ada juga dari negara asing lainnya, termasuk dari Eropa. “Kendala pasti ada, termasuk kendala teknis. Akan tetapi, kami bisa mengatasinya. Bisa dibilang kendala tersebut tidak signifikan bagi kami,” ungkap Nasri.

Nasri menjelaskan, PLT juga bekerja sama dengan pihak lain untuk menggarap proyek tersebut, termasuk kontrak pekerjaan utama antara PLN dan Sinohydro-PP Consortium yang ditandatangani pada 19 Desember 2014. Jangka waktu pelaksanaan 43 bulan. Selain itu, pihaknya juga melibatkan konsultan untuk engineering design dan supervisi konstruksi melalui skema consultant leading dengan PLN-E dan subkonsultan Fitchner GmBH & Co KG.