Sabtu 08 Apr 2017 13:12 WIB

KPU DKI: Pendukung Debat Putaran Kedua Dibatasi 120 Orang

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nidia Zuraya
  Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno
Foto: Republika/Prayogi
Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Sumarno mengatakan akan ada pembatasan bagi para pendukung pasangan calon yang akan ikut hadir dalam debat pamungkas putaran kedua calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar pada Rabu (12/4) pekan depan.

"Tiap-tiap calon 120 orang semula kami batasi 75 tapi mereka minta tambahan disetujui 100 di rapat kedua minta tambah lagi, dengan para pimpinan partai pengusung mereka akan hadir, kemudian ditambahi lagi, tapi kami setujui 120," kata Sumarno.

Dalam debat pamungkas nanti juga akan warna baru. Yakni, dilibatkannya elemen masyarakat sebagai panelis independen untuk bertanya kepada para calon gubernur dan calon wakil gubernur.

"Nanti ada empat elemen masyarakat yang akan menjadi panelis independen , yakni komunitas pedagang kecil, pengusaha UMKM, kemudian dari komunitas penghuni rumah susun, komunitas nelayan," kata Sumarno.

Para elemen masyarakat, kata Sumarno akan mengajukan pertanyaan langsung kepada para calon. Pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat pun adalah pertanyaan yang sudah tersaring. Selain itu, para elemen masyarakat tersebut dipastikan juga tidak berafiliasi terhadap salah satu paslon.

"Kami memastikan masyarakat yang dihadirkan memang bukan bagian dari salah satu pasangan calon dan mereka sudah diberikan Forum Grup Discussion  (FGD ) pada Kamis (6/4) kemarin, " ucapnya .

Adapun,  tema utama untuk debat putaran kedua adalah dari masyarakat untuk Jakarta. Sementara untuk sub tema debat di putaran kedua lebih beragam, mulai dari kesenjangan sosial, penegakan hukum, hingga bonus demografi.

Debat dijadwalkan digelar pada 12 April. Rencananya, pelaksanaan debat berlokasi di Hotel Bidakara dengan durasi 120 menit. Sumarno mengungkapkan KPU DKI sudah melakukan FGD dengan para ahli dan sejumlah akademisi untuk merumuskan materi dan mekanisme debat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement