REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Dr Zakir Naik kini begitu dikenal oleh masyarakat global. Popularitas pendakwah asal India itu tidak hanya berkembang seantero dunia Islam, tetapi dunia Barat. Di balik kesuksesannya sebagai mubaligh internasional, ada Peace TV yang turut membesarkan namanya. Stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab, itu memang rutin menyiarkan program-program dakwahnya ke berbagai penjuru dunia.
Beberapa media asing menyebutkan, jumlah pemirsa Peace TV saat ini sudah menembus angka 200 juta penonton. Menurut catatan, siaran dakwah oleh TV itu juga menjangkau lebih dari 200 negara. Televisi yang spesial memuat dakwah Zakir Naik ini mulai mengudara sejak 21 Januari 2006. Peace TV tidak hanya membuka kanal berbahasa Inggris, tetapi bahasa Urdu, Bengali, dan Albania juga. Terakhir, pada 2015, Peace TV juga meluncurkan kanal berbahasa Mandarin.
"Jumlah penutur bahasa Cina (Mandarin) adalah yang terbesar dibandingkan bahasa-bahasa lainnya di dunia. Selain itu, saya melihat ada keinginan di kalangan para penutur bahasa Cina untuk mengenali Islam," ujar Zakir Naik saat mengungkapkan alasannya membuka kanal Peace TV berbahasa Mandarin kepada Saudi Gazzette, beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan lain, Zakir pun mengungkapkan, dia memiliki visi agar Peace TV bisa hadir di semua bahasa yang ada di muka bumi. Dengan begitu, semua orang bisa menikmati pesan dakwah dalam stasiun tersebut.
Dalam salah satu ceramahnya, Zakir Naik mengungkapkan, adanya Peace TV tak lepas dari cita-citanya untuk memberikan yang terbaik kepada Allah SWT. Dia mengaku, menggunakan kamera terbaik hingga sumber daya manusia mumpuni untuk mengelola Peace TV. "Saya tidak pernah kompromi untuk nomor dua. Hal yang terbaik untuk Allah SWT," ujar dai itu.
Tak hanya itu, dalam setiap ceramahnya, Zakir Naik juga menggunakan ruang konferensi yang besar dan megah untuk menampung para jamaah. Dia mengaku, pilihannya itu terinspirasi pada acara Grammy Award dan Oscar. Pada ajang itu, hall megah dan mewah menjadi tempat berkumpul para artis Hollywood untuk menyaksikan siapa artis, sutradara hingga penata kostum terbaik.
"Kenapa aku tidak bisa melakukannya untuk Allah SWT. Untuk menunjukkan kepada dunia, kita ingin yang terbaik untuk Allah SWT. Kita ingin kantor terbaik, orang terbaik, tempat terbaik!," kata Zakir yang pernah meraih King Faisal International Prize (KFIP) pada 2015.
Di Indonesia, keberadaan stasiun televisi dakwah kian menjamur belakangan ini. Channel seperti Muhammadiyah TV, TV9 Nusantara, Akhyar TV, Madani TV, Yufid TV, dan sebagainya. Fenomena tersebut menunjukkan tingginya semangat kaum Muslim di Tanah Air untuk membangun saluran media yang Islami.