REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mengatakan ada warga yang tertimbun tanah longsor di Desa Kepel, dan saat ini masih dilakukan pencarian.
"Dari informasi keluarga satu warga yang ikut tertimbun tanah longsor. Tim masih berupaya mencarinya," kata Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk Sukoyono di Nganjuk, Ahad (9/4).
Ia mengatakan, korban yang tertimbun tanah longsor itu adalah Paidi (55 tahun), warga Dusun Njati, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos. Ia diketahui saat itu sedang bekerja di kebun, dan diduga ikut tertimbun tanah longsor yang terjadi di Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos tersebut.
Menurut dia, medan di lokasi tanah longsor tersebut cukup sulit, karena berupa kebun. Hal itu juga menjadi kendala, dalam mendatangkan alat berat untuk mencari korban. Untuk saat ini, pencarian masih dilakukan secara manual.
Sukoyono menambahkan saat ini pencarian juga bertambah sulit, sebab di lokasi juga tanpa penerangan listrik. Pencarian akan kembali dilanjutkan keesokan harinya, dengan harapan segera ada kejelasan dugaan korban tertimbun itu.
Untuk empat warga lainnya yang diduga juga tertimbun, ia mengatakan sampai saat ini masih berupaya untuk komunikasi dengan keluarga. Jika memang mereka belum pulang ke rumah, petugas pun juga akan melakukan pencarian. Musibah tanah longsor terjadi di Kabupaten Nganjuk, tepatnya di areal Gunung Wilis, Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos dengan ketinggian sekitar 10 meter. Longsor menutupi sungai, sehingga menyebabkan terjadinya bendungan alam.
Longsor itu terjadi Ahad siang, sekitar jam 14.00 WIB. Sebelum kejadian itu, di tempat yang sama sudah terjadi tanah longsor tepatnya sekitar tiga hari lalu, sehingga musibah kali ini adalah longsor susulan.
Luas lahan yang terkena tanah longsor sekitar 3 hektare lahan, sementara secara keseluruhan yang rawan ada sekitar 7 hektare. Lokasi tersebut adalah areal perbukitan yang mayoritas ditanami cengkih serta mangga. Di lokasi tersebut juga cukup jauh dari perkampungan warga.
Sementara itu, Bupati Nganjuk Taufiqurrahman mengaku sudah mendengar terjadinya tanah longsor di Kecamatan Ngetos tersebut. Ia meminta semua tim melakukan pengecekan terkait dengan korban yang diduga tertimbun itu. Ia juga mengatakan, Kecamatan Ngetos, termasuk daerah yang rawan longsor. Di tempat itu, ditemukan sejumlah rekahan dengan lebar bervariasi. Selain itu, daerah rawan lainnya adalah Kecamatan Sawahan. "Kemarin tim juga mengantisipasi retak, sebab ada beberapa tempat yang harus mendapatkan perhatian, karena bahaya. Ini juga terjadi karena curah hujan yang tinggi," kata Bupati.