REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina kembali diguncang gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter (SR), Senin (10/4). US Geological Survey (USGS) menyatakan, gempa bumi kali ini merupakan terkuat dari serangkaian gempa yang terjadi sejak dua hari lalu.
Kota Batangas di Provinsi Luzon, yang terletak 90 km dari ibukota Manila, telah diguncang tiga gempa bumi berkekuatan 5,0 SR hingga 5,9 SR. Gempa terakhir dilaporkan terjadi pada pukul 15.00 waktu setempat.
Menurut USGS, gempa bumi terbaru ini mengguncang Batangas selama sekitar 20 menit. Ratusan orang berlari menuju tempat yang lebih tinggi karena mengkhawatirkan adanya efek tsunami akibat gempa.
"Penduduk di desa tepi pantai di dua kota telah dievakuasi ke wilayah yang lebih aman pascagempa. Orang-orang takut gempa bumi ini akan menimbulkan tsunami," kata Kepala Dewan Bencana Provinsi, Lito Castro seperti dikutip The Independent.
Meski demikian, Kepala Insitut Volkanologi dan Seismologi Filipina, Renato Solidum, mengatakan gempa bumi kali ini tidak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menyebabkan tsunami.
Seorang reporter Reuters mengaku merasakan guncangan selama beberapa menit di distrik Makati, Manila. Sementara reporter AFP melaporkan, ia melihat banyak orang berlarian keluar gedung kantor di Manila.
Otoritas Batangas mengatakan, tidak ada laporan korban jiwa dalam gempa bumi ini, namun sejumlah wilayah terkena dampak pemutusan aliran listrik. Selain itu, retakan bangunan juga dilaporkan terjadi di beberapa bangunan rumah dan perkantoran.
Tanah longsor juga sempat terjadi di beberapa tempat. Kerusakan terparah dialami oleh sebuah bangunan Gereja Katolik yang sebagiannya roboh.
Siaran televisi lokal menunjukkan gambar puluhan calon penumpang berlarian meninggalkan Pelabuhan Internasional Batangas. Pelabuhan ini dilaporkan dekat dengan titik lokasi gempa, yang berada di kedalaman 43 km.