REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Orang tua Endar Prasetyo menyatakan tidak percaya anaknya sebagai salah seorang terduga teroris yang tertembak mati dalam baku tembak dengan Tim Densus 88 di Tuban, Jawa Timur. Ibu Endar Prasetyo, Murini (56) mengatakan selama ini anaknya hanya bekerja sebagai sopir mobil sewaan (rental) sehingga keluarganya tidak mengetahui jika Endar Prasetyo (32) diduga sebagai pelaku aksi terorisme.
"Kami tidak percaya jika Endar Prasetyo tewas ditembak mati oleh Densus 88 karena pada Kamis (6/4) hanya pamit bekerja menyopir untuk membawa rombongan ke Jatim," katanya, Senin (10/4).
Ia mengatakan mendapat kabar tentang tertembaknya Endar Prasetyo dari perangkat desa dan Kepolisian Sektor (Polsek) Tersono.
"Saat itu, kami kaget mendengar kabar jika Endar Prasetyo tewas tertembak oleh tim Densus 88 di Tuban karena pada Kamis kemarin dirinya masih berkomunikasi mau pergi membawa rombongan ke Jawa Timur," katanya.
Ia menolak jika Endar Prasetyo disebut sebagai pelaku teroris karena anaknya tidak pernah menunjukkan perilaku yang aneh di kampung halamannya.
"Endar tidak pernah menunjukan perilaku aneh dan bergaul dengan masyarakat. Setelah anaknya lulus dari sekolah menengah kejuruan, dirinya bekerja sebagai sopir rental saja," katanya.
Kendati demikian, ia berharap pada polisi segera memulangkan jenazah anaknya untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Ketua Rukun Tetangga (RT) Dukuh Limbangan, Desa Rejosari Barat, Kecamatan Tersono, Amat mengatakan aparat keamanan telah mendata tindakan keseharian Endar Prasetyo.
"Aparat keamanan telah minta keterangan menganai keseharian korban. Kami juga sebenarnya tidak menduga jika Endar Prasetyo sebagai pelaku teroris karena dirinya berperilaku baik terhadap warga di kampung halamannya," katanya.