REPUBLIKA.CO.ID, DORTMUND - Kepala Kepolisian Kota Dortmund Gregor Lange berkesimpulan teror ledakan tiga bom ke bus tim Borussia Dortmund menjelang pertandingan leg pertama perempat final Liga Champions melawan AS Monaco sengaja untuk meneror klub. Penyidik masih berusaha mencari maksud sesungguhnya dari peneror yang masih belum diketahui itu.
"Kami harus mengasumsikan. Yang kami asumsikan di awal benar bahwa serangan memang ditargetkan terhadap Borussia Dortmund," kata Lange, dikutip dari Star Tribune, Rabu (12/4).
Laga antara Dortmund melawan Monaco rencananya digelar dini hari tadi di kandang Die Borussen. Karena kejadian ledakan bom, UEFA menunda kurang dari 24 jam dari jadwal yang seharusnya. Dortmund akan menjamu wakil Ligue 1 itu nanti malam pukul 23.45 WIB di Stadion Signal Iduna Park.
Sebelumnya pelatih Atletico Madrid Diego Simeone juga menduga ada maksud tertentu dari serangan teror di Dortmund. Pelatih asal Argentina itu menyamakan dengan kejadian teror di Prancis pada November 2015 lalu. Saat itu kelompok ISIS yang mengeklaim sebagai otak serangan meledakkan bom di luar Stade de France saat Prancis beruji coba dengan Jerman. Saat itu maksus teror adalah menyampaikan pesan ancaman menjelang Piala Eropa 2018.
Media di Eropa mencoba mengaitkan insiden di Dortmund dengan Piala Dunia 2018. Namun kurang relevan karena Piala Dunia 2018 dilaksanakan di Rusia. Jerman dan Prancis juga sama-sama masih berjuang di kualifikasi Piala Dunia zona Eropa.
Dugaan lain adalah kondisi politik Jerman yang tengah panas menjelang pemilihan pemimpin pada September mendatang. Kondisi Jerman kurang kondusif karena beberapa kejadian teror terjadi sepanjang 2016 dan awal 2017. Mulai dari pengeboman masjid, penabrakan truk ke kerumunan orang ramai pada akhir Desember, hingga terbaru tiga ledakan di jalan utama Distrik Hoechsten yang dilalui bus Dortmund menuju Signal Iduna Park. Lokasi ledakan diperkirakan sekitar 10 km dari stadion markas Dortmund itu.