Sabtu 15 Apr 2017 01:19 WIB

Umat Islam Telah Diingatkan Datangnya Zaman Penuh Tipu Daya

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ilham
Bohong/ilustrasi
Foto: dont-tread-on.me
Bohong/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya secara sadar atau tidak berkata dusta sering kita lakukan. Padahal, kita tahu bahwa menyampaikan sutu kebohongan dapat melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya.

"Berdusta atau bohong adalah penyakit yang amat berbahaya," kata Habib Abadurrahman Alhabsyi kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat, (14/4).

Menurut pengasuh Majelis Sahabat Alquran ini mengatakan, saking bahayanya dusta, sampai Allah SWT menyebutnya sebanyak 280 kali dalam Alquran sambil memberikan kecaman yang keras kepada mereka yang hobi berdusta. "Saat ini orang sudah tidak merasa risih berdusta. Bahkan dusta kebohongan, dan kepalsuan sudah merasuki segala aspek kehidupan insan,"ujarnya.

Menurut Abdurahman yang juga ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, ada yang berdusta untuk mendapatkan keuntungan duniawi sesaat dan kepentingan pribadi. Ada juga yang berdusta sekedar menyalurkan hasrat kebencian atau dendam pada seseorang.

"Ada juga dusta menjadi bahan canda hariannya, hobi dan menjadi terbiasa. Sehingga menjalarlah virus dusta dalam kesehariannya," katanya.

Fenomena berdusta yang sudah menjadi kebiasaan merupakan tanda akhir zaman sebagaimana pernah disabdakan oleh Nabi SAW. "Mendekati kiamat akan muncul para pendusta. Maka, berhati-hatilah terhadap mereka.” (HR Muslim).

Dalam Riwayat yang lain Nabi berpesan: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara."

Lalu, kata Habib Abdurrahman, ada yang bertanya kepada Rasulullah: "Siapa itu Ruwaibidhah?’

Beliau menjawab, "Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).”  Hadis Riwayat Ahmad.

"Semoga Allah menjaga kita dan negeri kita dari fitnah akhir zama Allahumma aamiin," kata Habib Abdurrahman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement