Sabtu 15 Apr 2017 13:09 WIB

MUI Apresiasi Kebesaran Jiwa Gubernur NTB

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah tentang pentingnya sikap saling menghargai antar sesama di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).
Foto: Foto: Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah tentang pentingnya sikap saling menghargai antar sesama di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi mengapresiasi kebesaran jiwa Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi yang memaafkan Steven Hadisudiryo Sulistyo. Sebelumnya, SHS dianggap melontarkan ucapan yang sangat keterlaluan dan berbau SARA terhadap Gubernur NTB tersebut.

"Kebesaran jiwa Bapak Tengku Zainul Majdi Gubernur NTB yang sudah memaafkan saudara SHS patut diberikan apresiasi," kata Zainut dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/4).

Zainut berharap kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga, kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Zainut juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi atas adanya peristiwa tersebut. Sehingga bisa terus menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan dan persaudaraan sesama rakyat Indonesia.

"Kepada aparat kepolisian agar mengambil langkah-langkah preventif, antisipatif dan mewaspadai adanya pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini," kata Zainut.

Kejadian penghinaan terhadap TGB terjadi Ahad (9/4), pukul 14.30 waktu Singapura. Saat itu Gubernur NTB yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) sedang mengantre di counter check in Bandara Changi, Singapura. Lalu ia keluar dari antrean untuk sejenak melihat jadwal penerbangan dan beberapa saat kemudian kembali ke barisan. Tiba-tiba dari arah belakang TGB, Steven marah kepadanya dan melontarkan kata-kata bernada sara dan kebencian. Steven telah melayangkan surat permohonan maaf yang telah dibubuhi materai. Menurut surat tersebut, ia mengakui dirinya melayangkan kata-kata bernada SARA yaitu “Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko!”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement