Sabtu 15 Apr 2017 23:52 WIB

Bamusi Gelar Istighatsah Kubro Kenang KH Hasyim Asy'ari

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Bamusi Hamqa Haq (keiga kiri), Ketua PBNU Marsudi Syuhud (tengah), Wasekjen PDI Perjuangan Achmad Basarah (empat kiri), beserta ulama menggelar Istighotsah Qubro di halaman Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Sabtu (15/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Bamusi Hamqa Haq (keiga kiri), Ketua PBNU Marsudi Syuhud (tengah), Wasekjen PDI Perjuangan Achmad Basarah (empat kiri), beserta ulama menggelar Istighotsah Qubro di halaman Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Sabtu (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menggelar Istighatsah kubro tepat di sebelah Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari Jakarta. Istighatsah mengangkat tema Menghadirkan Islam Nusantara yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya.

Ketua Umum Bamusi, Hamka Haq, menegaskan jasa-jasa besar yang telah ditorehkan KH Hasyim Asy'ari untuk bangsa Indonesia. Ia merasa, andil besar KH Hasyim Asy'ari amat penting untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia.

"KH Hasyim Asy'ari adalah ulama yang diminta langsung Bung Karno untuk mencetuskan jihad nasional," kata Hamka saat memberi sambutan di Istighatsah Kubro Bamusi, Sabtu (15/4).

Ia menerangkan, berkat fatwa jihad itu perjuangan membela Tanah Air jadi menggelora seantero Nusantara. Maka itu, Hamka mengajak segenap generasi penerus bangsa sama-sama menjaga kemerdekaan yang susah payah diraih.

Selain itu, ia berharap, umat Islam dapat memaknai rahmatan lil alamin secara tepat. Menurut Hamka, itu terdiri dari melaksanakan syariat Islam, patuh ke Pancasila, serta pertahankan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

"Itu sesuai dengan moto yang diusung Baitul Muslimin yaitu Menghadirkan Islam Nusantara yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya," ujar Hamka.

Sementara, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengingatkan, agama selalu mengajarkan hormat kepada orang tua. Karenanya, menghormati mereka yang telah tiada pun jadi perilaku yang baik. "Makanya, demi menghargai KH Hasyim Asy'ari, Masjid Raya Jakarta dibangun menggunakan nama Haddratussyeikh," kata Marsudi.

Namun, bentuk penghargaan kepada para pahlawan dapat dilakukan dengan membuat generasi penerus jadi berilmu. Maka itu, Marsudi turut berharap warga Jakarta dan masyarakat Indonesia bisa mendapat pemimpin yang peduli ilmu.

Selain itu, ia turut menegaskan kalau agama jadi bagian paling penting dalam kehidupan seorang manusia. Oleh sebab itu, Marsudi meminta generasi penerus bisa padukan ilmu dan agama, sebagai penghargaan jasa-jasa para pahlawan.

"Berharap kita jadi bangsa yang berilmu, berharap kita punya pemimpin yang peduli itu, syukur-syukur bisa gratiskan sekolah," ujar Marsudi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement