REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama (NU) memiliki nilai historis tersendiri bagi PDI Perjuangan (PDIP). Sebab, sejak dulu perjuangan Bung Karno tak lepas dari dukungan para kiai NU. Dan hubungan itu bersifat saling menguatkan, terbukti ada 109 kader NU yang jadi kepala daerah dari partai berlambang kepala banteng itu.
Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi (Gus Mis) menyebut, keharmonisan Bung Karno dan Kiai NU bisa dilihat dari rejam jejak sejarah, khususnya saat Bung Karno menyampaikan pidato Pancasila 1 Juni 1945.
"Kiai-kiai NU berada di garda terdepan dalam memberikan dukungan pada Pancasila. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) melakukan puasa dan shalat istikharah, memohon pertolongan kepada Allah SWT agar Pancasila dapat menjadi elan pemersatu bangsa," kata Gus Mis, Ahad (31/1)
Fakta itu, lanjut Gus Mis, berlangsung secara konsisten dengan dukungan penuh NU terhadap Bung Karno dan ideologi Pancasila.
"Dalam muktamar NU 1984, NU menyebutkan Pancasila sebagai ideologi yang di dalamnya sejalan dengan nilai-nilai keislaman. Ini membuktikan NU menjadi penjaga terdepan ideologi Pancasila. Tugas kita, menurut NU, adalah mengamalkan setiap sila di dalam Pancasila dalam kehidupan nyata," papar cendikiawan NU itu.