Senin 17 Apr 2017 16:30 WIB
Hikmah Umat Terdahulu

Karena Ingkar, Kaum Tubba' Dibinasakan

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Gurun pasir di Mesir
Gurun pasir di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syauqi Abu Kha lil dalam bukunya Atlas Alquran, Tub ba’ adalah gelar yang diberikan kepada raja-raja di negeri al-Himyar di Yaman. Dari sana, mereka dikenal dengan sebutan kaum Tubba’. Orang Tubba’ yang paling terkemuka adalah Hassan bin As’ad bin Abi Karb, yang disebut-sebut sebagai orang yang hidup pada abad ke-10 sebelum masehi (SM).

Ditambahkan Syauqi, Hassan ini Dia telah mengembangkan wilayah kekuasaannya ke berbagai arah. Dia berhasil memperluas kekuasaan sampai ke Syam (Syria) dan Urkistan. Selain itu, dia juga berhasil memasuki Samarkand. Dalam perkembangannya, Tubba’ kemudian menjadikan Kota Ma’rib yang terkenal dengan bendungannya dan Kota Zufar (Zhafar) sebagai ibu kota.

Sedangkan Himyar, menurut Syauqi (dalam Atlas Hadis), adalah keluarga dari Dzul Kala’, yaitu kabilah keturunan Himyar bin Al-Ghauts bin Sa’ad bin ‘Auf bin Himyar bin Saba’ bin Yasyhab. Himyar bin Saba bin Yasyhab adalah Himyar yang agung dan Himyar bin Al-Ghauts adalah Himyar kecil. Permukiman mereka terletak di Yaman, di suatu tempat yang disebut Himyar, sebelah barat Kota Sana’a. (Mu’jam al-Buldan, II/307).

Zhafar adalah kota di negara Yaman dekat Sana’a. Di kota inilah banyak bertempat tinggal raja-raja Himyar. Adapun Zhafar yang terkenal, berada di pantai laut Arav bagian dari daerah sibuk asy-Syihr, dekat Shuhar. Saat ini, ia merupakan salah satu wilayah Negara Oman. Luasnya mencapai 40 ribu kilometer persegi, pusat kotanya Shalalah (970 km dari Muscat). Disana terdapat jutaan tumbuhan kemenyan (Styrax benzoin). (Lihat Al-Qamus al-Is lam, IV/605; dan Mu’jam Al-Buldan, IV/60).

Dibinasakan Allah

Kaum Tubba’ ini dahulunya merupakan kaum yang beriman, khususnya kepada ajaran Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Namun, akhirnya mereka ingkar, menyekutukan ajaran suci yang terdapat dalam Taurat sehingga dibinasakan oleh Allah. Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat 37 surah Ad-Dukhan menjelaskan, kaum Tubba’ adalah nama yang diberikan kepada sekelompok penduduk yang dipimpin oleh raja-raja di Himyar yang setiap rajanya menggunakan gelar Tubba’, sebagaimana gelar Kisra pada raja di Persia dan Firaun pada raja-raja Mesir.

Di antara para raja Tubba’ yang terkenal bernama As’ad bin Kuraib bin Malikraba al-Yamani. Dia adalah penganut agama Yahudi dan mengajak rakyatnya memeluk agama Yahudi yang diajarkan Musa. Ditambahkan Ibnu Katsir, ketika agama Yahudi masih murni sebagaimana diajarkan Musa, kaum Tubba’ ini pernah singgah di Kota Makkah, mengagungkan Ka’bah, berthawaf di sekelilingnya dan menyelimuti Ka’bah dengan kain panjang. Mereka juga pernah singgah di Samarkand.

Adapun raja yang paling kuat menurut Ibnu Asakir, adalah raja Damsyik. Dia menjadi raja selama 326 tahun dan memerintah paling lama. Konon, ia wafat sekitar 700 tahun sebelum Rasulullah SAW diutus. Kaum Tubba’ yang beriman ini, sudah mengenal nama Rasulullah SAW, nabi akhir zaman sebagaimana terdapat dalam kitab Taurat dengan nama Ahmad. (Lihat surah Ash-Shaff [61] ayat 6. Setelah itu, banyak kaum Tubba’ yang ingkar terhadap ajaran-ajaran yang diba wa oleh rasul-rasul berikutnya. Maka, Allah lalu membinasakan mereka.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement