Rabu 26 Apr 2017 06:16 WIB

Kementan Dorong Produktivitas Pabrik Gula di Bone

Rep: melisa riska putri/ Red: Budi Raharjo
Kebun tebu
Foto: Syaiful Arif/Antara
Kebun tebu

REPUBLIKA.CO.ID,BONE -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta kuasa direksi kebun Pabrik Gula Bone, Takalar, dan Camming agar mengangkat Sinder Embung. Pejabat tersebut nantinya bertanggung jawab secara langsung untuk membuat dan memilihara embung.

"SK-nya segera serahkan pada saya," kata Amran saat mengunjungi kebun tebu Koju milik PTPN XIV yang dikelola PTPN X, Selasa (25/4).

Ia melanjutkan, embung tersebut akan menangkap air untuk secara optimal dimanfaatkan tumbuhan dan ternak yang ada, tidak langsung kembali ke laut. Untuk memaksimalkan embung, pihaknya juga akan membantu pengadaan bibit tanaman buah dan hortikultura. "Di embung yang baik juga bisa dikembangkan ternak ikan dan dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat," katanya.

Khusus mengenai produktivitas pabrik gula, kebun seluas 5 ribu hektare tersebut memiliki produktivitas rata-rata 70 hingga 80 ton per hektare dan tingkat rendemen 6 sampai 7 persen. Namun hal tersebut tidak cukup sehingga perlu perbaikan sistem dan manajemen kebun.

Ia berharap, dengan adanya perbaikan yang serius, perluasan kebun hingga pembangunan pabrik gula baru di Sulawesi dapat terwujud. Untuk diketahui, kebutuhan gula Indonesia terus meningkat.

Diakui Amtan, tahun ini saja Indonesia defisit 3,6 juta ton gula. "Saya yakin ini bisa diselesaikan sama halnya dengan komoditas lain," ujar dia yang pernah menjadi karyawan di kebun PG Bone.

Ia menambahkan, beberapa komoditas tersebut adalah beras, bawang merah dan jagung yang dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun teratasi. Stok beras di gudang hingga saat ini sebesar 2 juta ton dan tidak ada impor sepanjang tahun 2016. Menghentikan impor bawang merah dan menekan impor jagung hingga 66 persen.

Pabrik Gula Bone tahun ini mendapat keuntungan sebesar Rp 75 miliar, Rp 65 miliar keuntungan Camming dan PG Takalar menerima keuntungan Rp 69 miliar. Kendati demikian, bukan hanya untung yang diperhitungkan, produktivitas dan rendemen serta manajemen kebun juga harus ditingkatkan. Menurutnya, produktivitas yang ideal adalah 100 ton per hektare dengan rendemen 10 persen per hektare.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement