Rabu 26 Apr 2017 08:59 WIB

AS Pindahkan Sistem Antirudal ke Korea Selatan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).
Foto: Reuters/Missile Defense Agency
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4). Pemindahan itu dilakukan di tengah ketegangan yang semakin meningkat terkait program rudal dan nuklir Korea Utara.

AS dan Korea Selatan sepakat menggunakan THAAD dalam menghadapi ancaman peluncuran rudal oleh Korea Utara. AS mulai memindahkan elemen pertama sistem pertahanan antirudal ke Korea Selatan pada awal Maret, setelah Korea Utara melakukan uji coba empat rudal balistik.

Namun langkah tersebut telah memicu kemarahan Cina, yang mengatakan sistem canggih itu akan mengganggu keseimbangan keamanan regional. Di sisi lain, Korea Selatan menuduh Cina melakukan diskriminasi terhadap beberapa perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Cina karena rencana pengoperasian THAAD.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan beberapa elemen sistem THAAD telah dipindahkan ke lokasi lapangan golf di daerah Seongju di wilayah selatan negara tersebut. "Korea Selatan dan Amerika Serikat telah berupaya mengamankan operasional awal sistem THAAD dalam menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," kata Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Militer AS dan Korea Selatan enggan secara terbuka membahas penempatan THAAD menjelang pemilu Presiden Korea Utara pada 9 Mei mendatang. Kandidat pemilu memperdebatkan apakah langkah tersebut harus dilanjutkan atau ditunda sampai setelah pemungutan suara.

Cuplikan siaran televisi menunjukkan truk trailer militer membawa satu unit besar tabung peluncuran THAAD ke lokasi yang terletak sejauh 250 kilometer dari selatan Seoul. Demonstran lokal terlihat melemparkan botol air ke truk yang melaju dan polisi berusaha memblokir mereka.

Washington dan Pyongyang telah memberikan tekanan terhadap satu sama lain dalam beberapa pekan terakhir. Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan pihaknya berencana mengadakan latihan gabungan dengan kelompok tempur AS pada akhir bulan ini.

Sebuah kapal selam AS yang dirancang untuk membawa 150 rudal jelajah Tomahawk memasuki sebuah pelabuhan di Korea Selatan pada Selasa (25/4). Sementara kelompok tempur yang dipimpin kapal induk USS Carl Vinson menuju perairan Korea dalam upaya mencegah Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan melakukan peluncuran rudal lainnya.

Pada Rabu (26/4), Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengatakan, pemimpin negara Kim Jong-un telah mengawasi langsung latihan untuk acara uji coba penembakan amunisi terbesar di negara itu. Uji coba dilakukan dalam memperingati ulang tahun ke-85 militernya.

Lebih dari 300 senjata artileri dengan kekuatan besar akan menunjukkan kekuatan tembakan mereka dalam acara yang akan diselenggarakan di pesisir timur negara itu. Acara tersebut melibatkan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Korea Utara.

"Para penembak artileri menembak dengan berani dan tanpa ampun menghantam sasaran. Tembakan senjata pasukan kami akan memberikan hukuman bagi musuh," tulis KCNA.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement