REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tim Penyidik Polsek Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memeriksa pemilik objek wisata Curug Sawer Rudi Hermawan terkait dengan jebolnya bak penampung air bah di lokasi wisata tersebut.
"Hingga saat ini, kami masih memintai keterangan pemilik objek wisata tersebut dan juga pegawainya," kata Kapolsek Parakansalak AKP Maryono di Sukabumi, Kamis.
AKP Maryono mengatakan belum bisa menyimpulkan apakah jebolnya kolam penampungan air bah yang memorak-porandakan objek wisata yang berada di Kampung Cikareo, Desa/Kecamatan Parakansalak dan juga mengakibat dua orang pegawainya terluka parah, yakni Ali (37) dan Dandi Saputra (18), apakah ada unsur kelalaian atau murni karena bencana.
Selain memeriksa pemilik objek wisata tersebut, petugas dari Polsek Parakansalak hingga kini masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Curug Sawer untuk mencari tahu penyebab utama jebolnya kolam tersebut.
"Nanti setelah kami mendapatkan informasi dari hasil pemeriksaan ini barus bisa disimpulkan apakah ada kelalaian atau murni bencana," katanya.
Sementara itu, Rudi mengatakan bahwa bencana yang memorak-porandakan objek wisatanya tersebut yang juga merusak tiga unit sepeda motor dan dua mobil serta melukai dua orang karyawannya adalah murni akibat bencana alam.
Namun diakuinya, jebolnya bak penampung air bah berukuran 20 x 30 meter dengan kedalaman 2 meter di luar dugaannya. Pasalnya, bak tersebut berfungsi untuk menahan laju air jika terjadi peningkatan volume air yang signifikan.
Di lokasi ada enam bak panampung yang dibangun secara terasering. Jika volume air meningkat, ada pekerjanya yang membuka pintu air. Selain itu, sebelum adanya bak tersebut daerah tersebut kerap dilanda bencana banjir.
"Sebelum kejadian, listrik di lokasi padam dan turun hujan deras sehingga petugas kami telat melakukan pemeriksaan kondisi air," katanya.