REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Petugas penguji kelaikan bus di Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, dinilai sangat minim. Di terminal tipe A itu hanya ada satu petugas penguji.
Padahal, setiap harinya ratusan bus hilir mudik di terminal tersebut. Sebagai satu-satunya petugas penguji, Ahmad Syahiq mengaku amat kesulitan menjalankan tugasnya. Terlebih ia juga tidak dilengkapi peralatan uji yang memadai. “Cuma uji sampling saja, enggak bisa semuanya. Saya cuma sendiri di sini,” kata Ahmad, saat gelar razia bus yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tasikmalaya di Terminal Indihiang, Rabu (3/5).
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Kota Tasikmalaya Yono Suharyono mengakui minimnya petugas penguji di Terminal Indihiang memprihatinkan. Menurut dia, dinasnya tidak bisa berbuat banyak terkait persoalan tersebut karena Terminal Indihiang dikelola Kementerian Perhubungan.
Padahal, kata dia, setiap bus yang masuk ke area terminal wajib diuji kelaikannya. “Petugas wajib menguji setiap kendaraan yang masuk terminal. Tapi, karena terbatas SDM cuma ada satu di terminal ini, maka kami bantu pengecekan, meski hanya dalam kesempatan tertentu saja,” ujar Yono.
Menurut Yono, Dishub Kota Tasikmalaya hanya mempunyai delapan petugas penguji kelaikan kendaraan yang kompeten. Sejumlah petugas itu sekaligus ditugaskan untuk uji kir kendaraan. Karena itu, kata dia, dinasnya kesulitan menambah petugas penguji kendaraan di terminal. “Ada tiga lagi masih magang, itu kami berdayakan bantu di lapangan. Idealnya Kota Tasik petugasnya ada sepuluh-sebelas yang bisa menguji,” kata dia.