REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyiddin Junaidi berharap dengan berakhirnya kegiatan Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis (MHQH) Tingkat ASEAN-Pasik di Indonesia, dapat memicu semangat para hafiz muda Indonesia. Karena itu, kegiatan tersebut harus didukung terus oleh Pemerintah Indonesia.
"Event ini kan diadadakan setiap tahun, semoga musabaqah tingkat ASEAN-Pasifik ini memicu anak-anak kita untuk menghafal Alquran lebih semangat," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/5).
Muhyiddin menuturkan, kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemenag bekerjasama dengan Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia ini akan mendorong para hafiz muda untuk memahami Alquran secara menyeluruh atau konprehensif. Sehingga, dia mengusukan agar para pemenang lomba hafalan tersebut dapat diberikan beasiswa.
Memang para pemenang hafalan tersebut akan diberikan hadiah naik haji dan sejumlah uang tunai yang banyak. Namun, kata dia, hadiah uang tunai tersebut tidak akan bertahan lama, sedangkan beasiswa akan menopang kehidupan mereka di masa mendatang.
"Saya pikir beasiswa perlu karena sifatnya beasiswa menopang kehidupan mereka yang akan datang. Kalau cash berupa uang itu tidak tahan lama. Tapi kalau beasiswa itu insya Allah berdampaknya lebih panjang dan bisa jadi investasi untuk kepentingan uamt dan bangsa," ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ustaz Zaitun Rasmin juga berharap agar musabaqah yang sudah dilaksanakan di Indonesia untuk kedelapan kalinya tersebut dapat terus dihidupkan di Indonesia. Dengan demikian, menurut dia, kegiatan menghafal Alquran terus berkembang.
"Kegiatan itu bagus, Alhamdulillah sudah yang kedelapan. Kita berharap ini dihidupkan terus karena Indonesia ini kan begitu besar. Maka kegiatan seperti itu diharapkan benar-benar bisa memberikan manfaat kepada umat Islam para generasi muda untuk berlomba menghafal dalil-dalil Alquran," kata Ustaz Zaitun.