REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Peretasan surat elektronik kandidat presiden Prancis Emmanuel Macron ternyata bukan yang pertama dialami tim kampanye Macron. Tim telah menjadi korban serangan peretas sebelumnya.
Mereka pernah menyalahkan peretasan itu dilakukan kelompok yang berbasis di Rusia dan Ukraina. Mereka mencurigai Kremlin ingin membantu rivalnya, yaitu Marine Le Pen yang mendukung kebijakan luar negeri Rusia.
Dilansir dari BBC, Sabtu (6/5), server kampanye Macron pernah down selama beberapa menit pada Februari setelah serangan yang tampaknya dilakukan di Ukraina.
Baca: Bagaimana Email Macron yang Diretas Bisa Menyebar?
Bulan lalu, ahli keamanan dari perusahaan trend Micro mengatakan peretas Rusia menargetkan kampanye Macron. Mereka menggunakan email phising, malware dan domain net palsu untuk mendapatkan nama login, kata sandi dan surat mandat staf kampanye.
Rusia menyangkal berada di belakang serangan itu.
Kandidat presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Jumat (5/5), ia menjadi target serangan hacker. Macron mengungkapkan hacker telah meretas jaringan komputernya dan berhasil mengakses akun email kampanyenya serta mempublikasikannya secara online dua hari menjelang pemilihan presiden Prancis. Prancis akan menggelar pemilu presiden putaran dua, Ahad (7/5).