Senin 15 May 2017 22:00 WIB

Selama Ramadhan, UAE Larang Impor Produk Pertanian

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Abu Dhabi
Abu Dhabi

REPUBLIKA.CO.ID,  ABU DHABI -- Larangan Uni Emirat Arab (UAE) terhadap produk pertanian impor negara-negara Arab dirasa tak akan berdampak untuk pasar lokal selama Ramadhan. Keyakinan itu disampaikan Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UAE.

Dilansir dari Al Bawaba, Senin (15/5), larangan itu telah diumumkan sejak April lalu, terhadap sayuran dan buah impor tertentu dari lima negara Timur Tengah. Larangan dikarenakan kekhawatiran tentang tingginya tingkat pestisida.

Kementerian itu menegaskan larangan tidak akan mempengaruhi pasar dari aspek kuantitas atau kualitas. Kantor berita WAM menyebut langkah itu diambil lantaran ada pasar alternatif untuk mengimpor produk-produk tersebut.

Saat ini, produk yang diimpor berasal dari Saudi, Pakistan, India, Maroko, Tunisia, Afrika Selatan, Belanda, Malaysia, Selandia Baru dan AS. Ada pula Sri Langka, Bangladesh, dan pengekspor lain seperti Turki, Perancis, Italia dan Spanyol.

Selain itu, produk-produk lokal dirasa memenuhi permintaan pasar seperti untuk sayuran zucchini, terong, kembang kol, kubis, lada dan sayuran hijau. Secara garis besar, langkah itu diambil demi menyediakan makanan sehat selama Ramadhan.

Larangan impor produk pertanian seperti sayur dan buah itu akan mulai berlaku sejak 15 Mei dan akan terus dilakukan selama Ramadhan. Larangan itu termasuk pada produk-produk dari Mesir, Oman, Yordania, Lebanon dan Yaman. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement