REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, pintu gerbang utama untuk mengimplementasikan prakarsa perdamaian Arab dapat diawali dengan mengakhiri pendudukan Israel atas negaranya. Ia menilai, mengkahiri pendudukan Israel terhadap Palestina akan memberikan dampak cukup signifikan.
“Mengakhiri pendudukan negara kita (oleh Israel) akan membuka jalan menuju pelaksanaan inisiatif perdamaian Arab dan akan membantu usaha yang dikeluarkan untuk memerangi terorisme serta ekstremisme, baik di kawasan maupun dunia,” kata Abbas, seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Rabu (17/5).
Menurut seorang sumber, Abbas mengaku tidak keberatan bila negara-negara Arab menjalin hubungan dengan Israel. Namun, ia ingin jalinan hubungan dengan Israel itu muncul sebagai hasil dari berakhirnya pendudukan Israel atas Palestina.
Ia akan mendukung membangun hubungan Arab dengan Israel bila fase pendudukan telah berakhir dan Palestina diakui sebagai sebuah negara berdaulat. Sebaliknya, Abbas tidak akan mendukung hal tersebut bila Israel masih melakukan okupasi dan aneksasi terhadap Palestina.
Prakarsa perdamaian Arab atau dikenal dengan istilah “Inisiatif Saudi” adalah sebuah proposal 10 hukuman untuk mengakhiri konflik Arab Israel. Proposal ini disahkan oleh Liga Arab pada 2002 dalam pertemuan puncak di Beirut. Proposal tersebut juga didukung kembali pada 2007 dan 2017 dalam KTT Liga Arab.
Pernyataan Abbas terkait hal ini mengindikasikan bahwa dia menolak amandemen terhadap inisiatif perdamaian Arab. Termasuk inisiatif baru untuk membuka hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab sebelum masa pendudukan terhadap Palestina berakhir.