REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trainer Raden Ridwan Hasan Saputra menjadi penceramah konsep berpikir suprarasional di hadapan ratusan personel Mabes AD. Pendiri Klinik Pendidikan MIPA dan Pelatih Nasional Olimpiade Matematika Tingkat Internasional ini mengatakan, cara berpikir manusia dibagi menjadi empat. Di antaranya, natural, rasional, supranatural dan suprarasional. Dengan menguasai cara berpikir suprarasional bisa membuat manusia memiliki karya-karya besar.
Brigjen Nur Rahmad yang hadir saat Bintal berlangsung mengatakan semua kaidah-kaidah agama dihadapkan dengan ilmu matematika. Menurut logika berpikir suprarasional, selalu ada solusi untuk setiap masalah yang dihadapi ketika hidup.
"Yang menarik solusinya melalui peningkatan keimanan, peningkatan kemampuan dan kemauan untuk mau melaksanakan tindakan yang sifatnya susah, artinya meluangkan waktunya untuk beribadah kepada Allah," kata Brigjen Rahmad saat diwawancarai Republika.co.id di Masjid At Taqwa yang berada di kompleks Mabes AD, Rabu (17/5).
Ia menerangkan, contohnya pada waktu sepertiga malam, banyak orang yang sedang beristirahat. Tapi, ada orang yang menyempatkan bangun untuk melaksanakan sholat tahajud, membaca Alquran dan sholat subuh berjamaah. Maka orang tersebut akan mempunyai energi dan tabungan kebaikan.
Menurutnya, selama konsep berpikir suprarasional dikelola dengan baik dan diyakini, maka akan bisa mengubah hidup manusia. Sebab, konsep ini juga mengajarkan manusia untuk berbuat kebaikan dan ikhlas. "Mudah-mudahan dengan adanya seperti ini, sebagai prajurit yakin dengan amal baktinya kepada negara, dia akan yakin kehidupan si prajurit akan dijamin Allah," ujarnya.
Menurutnya, konsep berpikir suprarasional juga bisa meneguhkan dan meyakinkan manusia terhadap agama yang diyakininya. Juga menambah keyakinan manusia terhadap tauhid. Konsep berpikir ini juga mengajarkan manusia untuk berbuat kebaikan dan ikhlas.